Ahad 23 Sep 2018 21:55 WIB

Masyarakat Diminta Jaga Semangat Deklarasi Kampanye Damai

Perbedaan pilihan harus disikapi dengan penuh kedewasaan.

Sudarto (kiri) bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai, Ajhad (23/9).
Foto: Dok Republika
Sudarto (kiri) bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai, Ajhad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan DKI Jakarta, Sudarto, menyambut baik deklarasi kampanye damai yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Monumen Nasional (Monas), Ahad (23/9). Dengan deklarasi itu, Sudarto berharap agar semua peserta pemilu harus bersama-sama menjaga situasi masyarakat akan tertib dan damai dalam menyambut pemilu

"Mari bersama-sama kita sambut Pemilu 2019 dengan suka cita, bersama kita wujudkan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil," kata Sudarto dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Ahad (23/9).

Sudarto mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan kesadaran, penuh tanggung jawab dan terhormat. Perbedaan pilihan juga hendaknya disikapi dengan penuh kedewasaan, saling menghormati dan saling memuliakan serta senantiasa menjunjung tinggi semangat persaudaraan, persatuan dan kesatuan.

"Jangan sampai golput, karena setiap hak pilih yang digunakan akan menentukan jalannya pemerintahan ke depan. Kami ajak juga sesama calon yang akan maju untuk mengedepankan ide dan gagasan, bukan menggunakan praktik-praktik kotor seperti kampanye hitam, provokasi, intimidasi, ujaran kebencian," jelas Sudarto.

Menurut Ketua Mabinda PKC PMII DKI Jakarta itu, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan media masa memegang peranan penting bagi terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka diharapkan menempatkan diri sebagai perekat dan pemersatu bangsa. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement