Senin 24 Sep 2018 05:00 WIB

'Walkout SBY' dan Cerita Sandiaga Uno Saat Pilkada DKI

KPU diminta melakukan evaluasi.

Rep: Inas Widyanuratikah/Febrianto Adi Saputro/Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menmutuskan walkout dari arak-arakan karnaval kampanye di silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menmutuskan walkout dari arak-arakan karnaval kampanye di silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memutuskan untuk tidak mengikuti karnaval kampanye damai yang digelar KPU hingga selesai, Ahad (23/9). Sikap SBY dan Zulhas lantaran SBY kecewa dengan beberapa pendukung Joko Widodo- KH Ma'ruf Amin yang membawa alat peraga kampanye selain bendera partai.

"Pak SBY merasa tidak nyaman ketika rombongan kami melintas mengikuti karnanval," kata Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di Silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

Ferdinand mengatakan SBY merasa diperlakukan tidak adil lantaran sejumlah pendukung calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf membawa alat peraga selain yang disediakan oleh KPU selaku panitia. SBY dan Zulkifli Hasan pun akhirnya melancarkan protes dengan meninggalkan monas lebih dulu.

"Dari KPU jelas dari edaran yang kami terima adalah tidak tidak boleh membawa alat peraga kampanye karena semua disediakan oleh KPU, dan kami mengikuti aturan itu ternyata yang lain tidak diikuti, dan kami merasa terjebak di dalam euforia permainan ini sekelompok pendukung Pak Jokowi," tegas Ferdinand.

Sebelumnya berdasarkan pantauan Republika.co.id, SBY dan Zulkifli Hasan tampak satu mobil. Di sebelah kanan rombongan terdapat rombongan massa membawa bendera Projo (Pro Jokowi). Sejumlah massa tersebut meneriaki 'Jokowi Satu Kali Lagi'. Mendengar itu SBY dan Zulkifli bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  Edhie Baskoro, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno akhirnya memutuskan untuk turun dari mobil golf dan memilih berjalan kaki kembali ke arah panggung utama.

"Demokrat tertib sesuai aturan, tapi yang lain sudah berkampanye," kata SBY kepada arak-arakan Partai Demokrat.

Untuk diketahui KPU menggelar karnaval kampanye damai di silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9). Dalam karnaval tersebut dihadiri oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dan sejumlah petinggi partai politik. 

Baca juga: 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement