REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno berharap mendapatkan pengawal yang bisa mengikuti kegiatan olahraga yang kerap ia lakukan. Dengan begitu, kegiatan pengawalan tidak akan terlalu menjadi beban.
"Mestinya yang bisa ikutin (lari) kan? Enggak lari aja, ada renang, sepeda," kata Sandiaga di Warunk Upnormal, Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (23/9).
Sandiaga mengaku salut dengan dua anggota brigade mobil (brimob) yang mengawalnya berlari usai kampanye damai di Monumen Nasional (Monas). Mereka bisa ikut berlari hingga akhir.
Sandiaga juga sedang mengupayakan agar jumlah pengawal yang mengikuti masing-masing calon bisa dikurangi. Pengawalan yang terlalu ketat dinilai akan membuat jarak antara kandidat pemilu dengan masyarakat. "Saya tadi juga bicara sama Pak Tito, juga Pak Kapolri, bahwa Pak Prabowo dan saya merasakan pengamanan pengawalan dengan 37 anggota ini terlalu masif," ujar dia.
Kendati demikian, dia belum dapat memastikan berapa jumlah pengawal ideal untuk mendampingi dirinya. Ia mengatakan timnya masih melakukan penghitungan.
Ia menceritakan selama ini dia ditemani oleh enam orang pengawal saat ke luar kota. Ia berharap nantinya akan ada sekitar sembilan pengawal untuk di dalam kota.
Sandiaga mengaku tak khawatir meski nantinya harus berkampanye dengan pengamanan yang minim. Ia yakin, masyarakat di tingkat bawah akan menjaga keamanan selama tidak diprovokasi. Oleh karena itu, ia mengajak para tim dari setiap paslon untuk mengutamakan kebersamaan.
Pengurangan jumlah pengawal juga diajukan untuk menghemat anggaran. Sandiaga yang meyakini bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang kurang baik, jadi dia tak ingin menambah beban pemerintah. "Anggaran pemerintah sangat cekak. Ya kenapa enggak sih kita kurangin aja gitu sama-sama," ujar dia.