REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Febrianto A Saputro, Ali Mansur, Bayu Adji
Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan tak ada aturan yang dilanggar pada gelaran Deklarasi Kampanye Damai, Ahad (23/9). Ketua KPU Arief Budiman menanggapi dingin protes keras Partai Demokrat atas kekecewaan ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"KPU tak bisa menuntut, itu di luar area Deklarasi Kampanye Damai," kata Arief Budiman, Ahad (23/9).
Arief mengklaim, massa yang di dalam area deklarasi berada di bawah kontrolnya. Di luar dari itu, KPU tak memiliki kewenangan.
Berdasarkan pantauan Republika, SBY dan Zulkifli Hasan tampak berada di dalam satu mobil golf mengikuti iring-iringan karnaval. Saat iring-iringan memasuki jalan Merdeka Barat, dari arah sebelah kanan jalan terdapat rombongan massa membawa bendera bertuliskan Projo (Pro Jokowi).
Sejumlah massa tersebut meneriaki 'Jokowi Satu Kali Lagi' saat rombongan SBY melintas. Mendengar itu SBY dan Zulhasan bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Edhie Baskoro, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno akhirnya memutuskan untuk turun dari mobil dan memilih berjalan kaki kembali ke arah panggung utama.
"Demokrat tertib sesuai aturan, tapi yang lain sudah berkampanye," kata SBY kepada arak-arakan Partai Demokrat yang berpapasan dengannya.
Atas insiden itu, Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut, deklarasi kampanye damai yang diselenggarakan telah gagal. "Beliau (SBY) menyatakan kecewa dan protes atas ketidaknyamanan di deklarasi kampanye damai ini," kata Ferdinand.
Sekjen PAN, Eddy Soeparno, menyayangkan aksi provokasi tersebut. Eddy yang satu mobil golf dengan SBY dan Zulhasan, mengaku telah diperlakukan tak adil.
"Gerakan massa itu memang sengaja mengelilingi golf car kami," kata Eddy.