REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gelandang Chelsea Mateo Kovacic mengungkapkan kerisauannya saat bermain untuk Inter Milan dan Real Madrid. Bagi Kovacic, pernah membela dua klub besar tersebut di usia yang belia menjadi kerugian tersendiri. Ia jadinya kerap menjadi penghangat bangku cadangan karena kalah bersaing dengan pemain-pemain senior.
"Saya bergabung dengan Inter saat masih berusia 18 tahun. Saat umur 21 tahun mereka menjual saya ke Real Madrid. Harusnya masa muda saya lebih banyak bermain ketimbang duduk di bangku cadangan," kata Kovacic, dikutip dari Sun, Senin (24/9).
Sebagai pemain muda, Kovacic merasa harusnya ia bermain di klub yang biasa-biasa saja agar jam terbangnya bisa lebih banyak.
Inter membeli pemain asal Kroasia itu dari Dinamo Zagreb pada 2013 silam seharga 4 juta euro. Saat itu, I Nerazzurri melihat Kovacic sebagai penerus Luka Modric dan Ivan Rakitic di timnas Kroasia.
Tapi dua tahun di Inter, Kovacic tidak dapat menggaransi tempat di tim utama. Real Madrid kemudian datang dengan mahar 30 juta euro untuk membawa Kovacic ke Santiago Bernabeu.
Di Ibu Kota Spanyol, nasib Kovacic tidak berubah. Ia kalah bersaing dengan Modric, Casemiro dan Toni Kroos. Walau pernah mengecap tiga Liga Champions, kontribusi Kovacic sangat minim. Ia hanya akan dipasang ketika tiga di antara gelandang di atas ada halangan tampil.
Barulah musim ini Kovacic mendapatkan tempat di tim utama Chelsea. Pelatih Maurizio Sarri memercayakan pemain 24 tahun itu sebagai salah satu geladang bertahan yang membantu Jorginho dan N'Golo Kante.
"Di Chelsea saya sekarang merasa berguna. Chelsea telah membantu saya," ujar Kovacic.
Kovacic bermain di Chelsea sebagai pemain pinjaman selama satu musim dari Madrid. Ia masuk ke dalam bagian pertukaran antara kiper Thibaut Courtois dan Kepa Arrizabalaga.
Chelsea akan mempermanenkan Kovacic di akhir musim andai pemain kelahiran kota Linz Austria itu memuaskan Sarri.