REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah sektor kelistrikan menjadi penyebab rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan defisit neraca perdagangan.
Direkur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Sommeng mengatakan, sektor kelistrikan tidak berperan dalam pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS. Dia menyebutkan penyebabnya adalah defisit neraca perdaganan.
"Tidak ada berpengaruh dalam kurs, itu karena keseimbangan ekspor-impor neraca perdagan kita," kata Andy
Menurut Andy, porsi impor komponen pembangkit juga tidak besar. Dia pun membantah, rencana penundaan proyek 15.200 Mega Watt (MW) bertujuan untuk menyeimbangkan defisit neraca perdagangan.
"Kalau (impor) sektor listrik bergantung (jenis barangnya), tapi transmisi distribusi sudah bikin sendiri," ujarnya.
Andy melanjutkan, investasi sektor kelistrikan khususnya dari luar negeri juga bukan menjadi penyebab melemahnya rupiah. Hal tersebut justru mendatangkan dolar AS masuk ke Indonesia. Di sisi lain, penggunaan dolar AS sektor kelistrikan juga sudah ditiadakan sejak Peraturan Bank Indonesia.
"Itu karena kita impor beli handphone, belanja online. Itu salah (rupiah melemah karena sektor kelistrikan)," tutup Andy.
Baca juga, Rupiah Awal Pekan Dibuka Melemah