REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Dalam banyak hal, Australia memiliki catatan statistik dan data yang lebih baik dari negara-negara Afrika. Namun dalam hal kesetaraan gender khususnya dalam dunia politik, Australia masih tertinggal dari beberapa negara Afrika.
Salah satu negara itu adalah Rwanda, di mana 61,3 persen anggota DPR di parlemen negara tersebut adalah perempuan. Sementara di Australia angka perempuan menjadi anggota parlemen di tingkat majelis rendah adalah 28,7 persen pada 2016.
Masalah keterwakilan perempuan di parlemen menjadi perbincangan hangat lagi dalam beberapa waktu terakhir menyusul mundurnya Perdana Menteri Malcolm Turnbull. Dengan mundurnya Turnbull dari jabatan PM, dia juga memutuskan untuk mundur dari kursi parlemen di daerah pemilihan Wentworth di Sydney.
Beberapa kalangan termasuk PM yang baru Scott Morrison menghendaki adanya calon perempuan untuk menggantikan Turnbull. Namun dalam pemillihan bagi Partai Liberal yang terpilih adalah Dave Sharma, mantan dubes Australia untuk Israel.
Sebagian kalangan di dalam partai Liberal Australia sudah menyerukan diberlakukannya kuota bagi calon anggota perempuan.Selain Rwanda, 13 negara Afrika lainnya, termasuk negeri yang terpecah karena perang Sudan memiliki anggota perempuan di tingkat DPR lebih banyak dibandingkan Australia.
Di benua Amerika ada 11 negara yang memiliki anggota parlemen perempuan lebih banyak dari Australia, dengan Kuba paling banyak yaitu 53,2 persen. Untuk benua Asia, negara yang paling banyak memiliiki anggota parlemen perempuan adalah Tmor Leste dengan 33,8 persen.
Indonesia berada di peringkat menengah dengan 19,8 persen anggota DPR adalah perempuan.
Berikut data perbandingan negara-negara yang memiliki anggota parlemen perempuan, sesuai dengan benua, dengan Australia dimasukkan ke setiap benua sebagai perbandingan.