REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin menyampaikan pidato politik dalam acara deklarasi nasional Arus Baru Muslimah (ABM) di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Ahad (23/9) malam. Di hadapan ribuan muslimah, Kiai Ma'ruf menceritakan tentang orang tua yang ingin menanam pohon.
Menurut Kiai Ma'ruf, banyak orang yang mempertanyakan tentang keinginan orang tua itu. Ia mengatakan orang-orang bertanya lantaran orang tua itu tidak mungkin bisa menikmati buahnya.
Namun, Kiai Ma'ruf menceritakan, orang tua tersebut mengatakan bahwa dirinya menanam pohon bukan untuk memakan buahnya, tetapi hanya ingin mewariskan untuk generasi yang akan datang. Menurut Kiai Ma'ruf, keinginan orang tua itu juga sama dengan dirinya.
Kiai Ma'ruf mencalonkan diri sebagai cawapres bukan untuk menikmati hasilnya, tetapi hanya untuk mewariskan hasilnya kepada generasi selanjutnya. "Jadi kami, saya terutama, tidak ingin memenikmati hasil pembangunan ini, tetapi saya ingin menanamkan, ingin membantu Pak Jokowi agar Indonesia ini maju," ujar Kiai Ma'ruf.
Menurut Kiai Ma'ruf, sejak 2014, Jokowi telah menanamkan patok untuk membangun Indonesia menjadi lebih maju. Untuk ke depannya, Kiai Ma'ruf akan membantu Jokowi dalam menyiapkan run away atau landasan negara ini untuk naik lebih tinggi.
Baca Juga: Sandiaga Tekankan Pembangunan Ekonomi Berbasis Budaya
Kiai Ma'ruf berharap pada 2024, ada warisan kemimpinan nasional yang sudah bisa tinggal landas. "Kalau bahasa kiainya itu jangan isra' terus, tetapi juga harus mi'raj. Karena itu, 2024 Indonesia harus mi'raj, harus lebih maju, Indonesia harus lebih sejahtera," ucap Kiai Ma'ruf.
Karena itu, Kiai Ma'ruf menamakan gerakan itu sebagai Arus Baru Ekonomi Indonesia. Kiai Ma'ruf mengusung gerakan arus baru ekonomi Indonesia itu karena kesejahteraan di Indonesia belum menetes ke tingkat bawah.
Karena itu, ke depannya Kiai Ma'ruf akan membantu Jokowi untuk meningkatkan kesejahteraan umat di tingkatan bawah. "Karena itu, arus baru adalah ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan, ekonomi yang akan memberikan ekonomi yang berkeadilan," jelas Kiai Ma'ruf.
Selain akan menghilangkan kesenjangan ekonomi, melalu gerakan itu Kiai Ma'ruf juga akan menghilangkan kesenjangan atau disparitas antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Bahkan, dia juga ingin menghilangkan kesenjangan antara produk lokal dan produk global.
"Ini supaya tidak terjadi kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya, yang lemah dan yang kuat," tuturnya.
Baca Juga: Prabowo-Sandi Janji Perbaiki Layanan BPJS
Namun, tambah dia, bukan berarti arus baru ekonomi tersebut ingin menjatuhkan yang kuat, melainkan untuk menguatkan yang lemah. Dia berharap ke depannya yang kuat dan yang lemah bisa berkolaborasi dengan membangun kemitraaan sehingga yang lemah menjadi kuat juga.
"Ini Arus baru itu seperti itu. Dan juga arus baru ini akan menghilangkan disparitas kesenjangan dari satu daerah satu dengan yang lain," tutupnya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Erick Thohir merasa takjub dengan apa yang disampaikan Kiai Ma'ruf tersebut. Menurut dia, pidato Kiai Ma'ruf luar biasa karena ingin menanamkan pohon untuk bangsa ini.
"Bagaimana tadi beliau mengibaratkan seorang figur di mana beliau ingin menamkan sesuatu untuk masa depan," ujar Erick saat ditemui usai acara.
Setelah mendengar pidato Kiai Ma'ruf itu, Erick pun merasa harus banyak belajar lagi kepada Kiai Ma'ruf tentang konsep ekonomi yang berkeadilan itu. "Sebagai pengushaa terkaget-kaget, saya rasa perlu belajar juga jadi cawapres. Luar biasa KH Ma'ruf Amin mengenai visi ekonominya," kata Erick.