REPUBLIKA.CO.ID, MALE -- Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Maladewa dimenangkan oleh Mohamed Solih. Kementerian luar negeri Maladewa mengutip angka sementara dari Komisi Pemilihan Umum negara yang menunjukkan Solih menang dengan selisih 16,7 persen atas pejawat Abdullah Yameen dalam pemilihan Ahad (24/9) kemarin.
"Voting berjalan lancar dan damai, tanpa insiden apapun yang dilaporkan," ujar pernyataan Kementerian luar negeri seperti dikutip Reuters, Senin (25/9).
Menurut Kemenlu, tak ada masalah besar yang dilaporkan dalam proses penghitungan suara dan juga mengenai daftar pemilih. Komisi Pemilihan Umum Maladewa melaporkan, jumlah pemilih pada daftar pemilih tetap (DPT) sebesar 89,2 persen. Perhitungan resmi secara keseluruhan akan dirilis pada Ahad (30/9) mendatang.
Hasil sementara perhitungan cepat, Solih, yang dikenal sebagai Ibu, menang dan meminta Yameen menyerah. "Terlihat sudah pesannya keras dan jelas. Masyarakat Maladewa ingin perubahan, perdamaian dan keadilan,” kata Solih kepada wartawan di ibu kota Male.
"Saya ingin meminta Presiden Yameen untuk menerima kehendak rakyat dan memulai transisi kekuasaan yang lancar sesuai konstitusi," tambah Solih.
Menteri Perikanan dalam pemerintahan presiden Yameen Mohamed Shaine menuliskan pada Twitter bahwa Maladewa menemukan babak baru dalam kenegaraan. "Maafkan kesalahan kami, berikan kekuatan kepada para pemimpin kami untuk menahan ketidak percayaaan," katanya di Twitter.
Surat kabar India, the Hindu mengutip duta besar Maladewa untuk India yang mengatakan, Ibu akan mengambil alih kekuasaan pada 17 November setelah masa lima tahun Yameen berakhir. Yameen terkenal telah menghadapi kecaman karena pihak oposisi tidak sedikit yang dipenjara karena dia.
Seperti dikutip BBC, Senin (24/9), Yameen telah mengakui kekalahannya tersebut.
Politik Maladewa
Maladewa bisa dikatakan merupakan medan pertempuran utama dalam persaingan Cina dan India dalam memperebutkan pengaruh. AS dan India menyambut kemenangan Solih dalam Pemilu.
Pemerintahan Yameen sebelumnya menarik Maladewa lebih dekat ke Cina. Hal itu telah meningkatkan kehadiran negara Maladewa di Samudera Hindia dalam beberapa tahun terakhir.