REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin, Zuhairi Misrawi, mengingatkan para elite politik dari dua kubu pendukung capres dan cawapres untuk berhati-hati melontarkan pernyataan di media sosial. Politikus PDIP itu mengatakan, hal tersebut untuk menghindari konflik yang juga dapat dimanfaatkan pihak-pihak tertentu.
Sebab, menurutnya, saat ini media sosial menjadi sarana bagi pihak-pihak yang bermaksud membuat konflik dengan menunggangi momentum Pilpres 2019. Kelompok-kelompok tersebut, menurut Zuhairi, perlu diwaspadai karena berupaya untuk menebarkan kebencian yang berujung pada konflik antar anak bangsa.
"Ada penumpang-penumpang gelap, hate industri, kelompok-kelompok yang sengaja menciptakan konfliktual. Penumpang gelap ini harus kita waspadai dengan cara para elite menampilkan wajah yang santun, menjaga persahabatan. Ini agar kita tidak tenggelam pada arus konflik di media sosial," ujar Zuhairi dalam diskusi publik yang diselenggarakan Emrus Corner dengan tema "Waspada Penumpang Gelap di Pilpres 2019" di Jakarta pada Senin (24/9).
Lebih lanjut Zuhairi menambahkan, berdasarkan hasil riset, menurutnya, kalangan terpelajar justru menjadi korban paling banyak termakan industri kebencian yang digunakan penumpang gelap dalam momentum menjelang pilpres untuk melahirkan konflik di media sosial. Menurutnya, hal tersebut didukung dengan berkembangnya media sosial yang membuat berbagai informasi dapat tersebar dengan cepat dan mudah.
Karenanya, untuk mewaspadai penumpang gelap yang berusaha menunggangi gelaran Pilpres 2019 untuk menjalankan kepentingannya dengan membuat konflik, terutama di media sosial, menurut Zuhairi, tokoh-tokoh di masing-masing kubu pendukung pasangan capres-cawapres perlu memberikan keteladanan politik. Ia pun yakin dengan elite-elite politik mampu mempertontonkan hubungan yang baik, akan berdampak meredam pemicu konflik di masyarakat dan di media sosial.
"Penumpang gelap seperti ini (di medsos) harus kita hadapi bersama dengan keteladanan politik yang berkeadaban. Bagaimana seperti kemarin Pak Prabowo bergandengan tangan dengan Pak Jokowi itu sebuah keteladanan politik luar biasa, dan elite politk harus bisa menerjemahkan ini kepada tataran akar rumput, untuk menurunkan tensi yang lumayan hangat di medsos," katanya.