REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan jajak pendapat terkait keberjalanan sistem demokrasi di Indonesia. Hasil jajak pendapat menyatakan, mayoritas masyarakat sejauh ini cukup setuju dan puas dengan sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia.
Peneliti Senior LSI Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pada Agustus 2018, sebanyak 83 persen responden mengaku sangat setuju bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang terbaik. Angka itu jauh lebih besar ketimbang hasil survei pada periode sama di tahun lalu sebesar 76 persen.
Adapun, yang sangat tidak setuju sistem demokrasi bukan bentuk pemerintahan yang terbaik yakni sebesar 3 persen dan yang tak punya sikap sebesar 14 persen. “Melihat hasil ini maka publik itu sebetulnya sudah selesai mengenai persoalan demokrasi,” kata dia dalam Rilis Survei Nasional di Hotel Sari Pan Pacific di Jakarta, Senin (24/9) sore.
Menurut Burhanuddin, soal kebebasan warga untuk memeluk agama juga tak dipermasalahkan. Sebanyak 90 persen responden menyatakan bahwa warga bebas memeluk agama atau keyakinan yang diyakini.
“Soal agama juga tidak ada masalah,” kata dia.
Sementara itu, terkait kepuasan, sebanyak 68 persen responen menyatakan cukup puas dengan demokrasi. Sisanya, lima persen sangat puas, satu persen tidak puas sama sekali, dan lima persen tidak tahu. Berdasarkan pengamatan LSI dalam tren tiga tahun terakhir, kepuasan warga terhadap jalannya demokrasi juga terus menguat.
Sementara itu, jika ditarik lebih jauh, momen puncak kepuasan masyarakat terhadap demokrasi terjadi disaat menjelang penyelenggaraan Pemilihan Umum, khususnya pemilihan presiden dan wakil presiden. Menurut LSI, hal itu sedikit banyak dipicu oleh pergerakan partai politik yang mulai sering berinteraksi dengan masyarakat.
“Namun, secara keseluruhan kepuasan publik terhadap demokrasi itu bergantung pada pola pemerintahan,” kata dia.
LSI melakukan survei selama bulan Agustus 2018. Survei dilakukan kepada 1.520 responden yang dipilih melalui metode multi-stage random sampling. Berdasarkan jumlah sampal tersebut, terdapat margin error sekitar 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden ditemui secara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih. Setiap satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri dari 10 responden. Dari segi gender responden, laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki porsi 50 persen. Dari segi tempat tinggal antara desa dan kota juga 50 persen.