REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Amerika Serikat (AS) yang mencegah Iran mengekspor minyak. Rouhani menyebut larangan itu akan sangat berbahaya.
"Memaksakan sanksi pada Iran untuk mencegah kami menjual minyak kami akan sangat berbahaya. Jika Presiden AS Donald Trump ingin berbicara dengan Iran, pertama-tama dia harus kembali ke kesepakatan nuklir (2015) terlebih dahulu," kantor berita ISNA mengutip pernyataan Rouhani di pertemuan dengan editor senior media asing di New York, AS seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (25/9).
Rouhani kini berada di New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada Mei lalu, Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan mengumumkan sanksi terhadap anggota negara-negara pengekspor minyak bumi (OPEC).
AS mendorong sekutunya untuk memangkas impor minyak dari Iran ke nol dan akan menerapkan babak baru sanksi penjualan minyak Iran pada November mendatang. Seperti diketahui berdasarkan kesepakatan nuklir Iran itu, sebagian besar sanksi internasional terhadap Iran dicabut sebagai kompensasi Iran yang membatasi program nuklirnya.