REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak 200 pemuda mewakili lima kota dan kabupaten di Bali mengikuti pelatihan 'Kader Inti Pemuda Antinarkoba' oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Mereka berasal dari Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, Tabanan, Gianyar, dan Badung.
"Pelatihan ini sudah diadakan tiga tahun terakhir karena Indonesia tengah mengalami darurat narkoba," kaat Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Arifin Majid, Selasa (25/9).
Arifin menambahkan pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan kader tentang bahaya narkoba. Kader juga diajak terlibat aktif menangkal bahaya narkoba di Indonesia.
Pegiat antinarkoba dari Gerakan Peduli Antinarkoba (PGAN), Queen Astrid menambahkan diseminasi informasi tentang bahaya narkoba di berbagai pelatihan perlu terus disosialisasikan di seluruh wilayah Indonesia. Sampai saat ini sudah digelar 10 kali pelatihan di berbagai provinsi dengan jumlah peserta rata-rata dua ribu orang.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa sebelumnya mengatakan secara data, kasus penyalahgunaan narkoba di Bali memang menurun. Peringkat Bali turun dari urutan 11 nasional menjadi 23 nasional.
"Namun, secara kualitas, Bali tetap menjadi sasaran empuk pelaku penyalahgunaan narkoba secara tak langsung dari aktivitas pariwisatanya," katanya.
Pelaku penyalahgunaan narkoba rentang usia 21-30 tahun masih uang tertinggi. Jumlahnya rata-rata 15 persen dijumpai setiap operasi sweeping di tempat-tempat dan pusat hiburan malam di Bali.
Pusat Penelitian, Data dan Informasi (Puslitdatin) BNN bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia mendata prevalensi penyalahgunaan narkoba di Bali 2017 menurun 0,4 persen, dari 2,02 menjadi 1,62 persen. Jumlah pecandu menurun dari 62.457 orang menjadi 50.539 orang. Jumlah penduduk Bali sekitar 3,12 juta jiwa pada 2017.