Selasa 25 Sep 2018 13:35 WIB

Jokowi: Pesta Demokrasi Kedepankan Adu Ide, Bukan Fisik

Jokowi merasa persaingan antarpendukung masih ada.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri)- Sandiaga Uno (kanan) berbincang saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Ahad (23/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri)- Sandiaga Uno (kanan) berbincang saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar penyelenggaraan pesta demokrasi tak menyebabkan perpecahan masyarakat. Menurut dia, pesta demokrasi merupakan ajang untuk adu gagasan dan ide, bukan adu fisik.

Hal ini disampaikannya saat meresmikan pembukaan Muktamar Himpunan Mahasiswa (Hima) Persatuan Islam IX di Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (25/9). Ia pun kemudian mengutip tokoh panutan Hima Persatuan Islam (Persis), Ahmad Hasan, yang menekankan pentingnya adu gagasan dan ide dalam berpolitik.

"Sama seperti Bapak Ahmad Hasan yang selalu mengedepankan tidak konfrontasi fisik, gesekan fisik. Beliau sampaikan adu argumen, adu ide, gagasan, itu yang lebih dikedepankan. Beliau sampaikan di tulisannya. Yang dikejar tidak dapat, yang dikandung berceceran," kata Jokowi.

Ia mengatakan, dalam penyelenggaraan pesta demokrasi agar tak mengorbankan persatuan bangsa. Sebab, menurutnya, sinergi dan persatuan antar masyarakat sangat penting untuk menghadapi persaingan dan kompetisi antar bangsa.