Selasa 25 Sep 2018 14:12 WIB

Haedar: Bila Perlu Bekukan Liga & Klub Libatkan Fan Anarkis

Haedar mengatakan kondisi kekerasan di sepak bola Indonesia gawat darurat.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.
Foto: dok. UMY
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mendorong PSSI dan Kemenpora berani mengambil langkah tegas terkait meninggalnya pendukung Persija, Haringga Siria, oleh suporter Persib. Ia menilai langkah berani diperlukan untuk memutus mata rantai kekerasan di sepakbola Tanah Air. 

"Bila perlu sesuai kewenangan bekukan Liga Indonesia dan klub yang melibatkan suporter-suporter anarkis itu," kata Haedar saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (25/9).

Haedar mengatakan penanganan tambal sulam dan biasa saja atau tanpa terobosan hanya akan mengulang tragedi kekerasan serupa. Ia mengatakan kekerasan demi kekerasan yang terjadi seolah sudah biasa sehingga berlalu begitu saja.

Ia menilai kondisi ini pun memunculkan pertanyaan tentang masa depan sepak bola Indonesia. “Mau dibawa ke mana sepak bola Indonesia jika kekekerasan demi kekerasan berlalu seolah biasa,” kata dia. 

Haedar menyatakan seluruh warga bangsa sedih dan pilu dengan terbunuhnya suporter sepak bola secara sadis. Menurut dia, keadaan ini tidak dapat dibiarkan karena lama-kelamaan akan dianggap biasa. 

Kekerasan apapun lebih-lebih yang melenyapkan nyawa manusia tidak dapat dibenarkan. Bahkan, Agama, Pancasila, dan budaya luhur bangsa Indonesia menentang keras perbuatan keji seperti itu. 

"Nilai-nilai sepak bola dan olah raga apapun sebenarnya tidak membenarkan kekerasan jalanan dan anarki semacam itu,” kata dia. 

Ia mengatakan kondisi kekerasan atau vandalisme di dunia sepakbola Indonesia termasuk gawat darurat. “Hukum harus ditegakkan dengan keras dan tegas," ujar 

Karena itu, ia menekankan, perlu ada langkah dan tindakan yang menuntaskan kekerasan di sepak bola. Hal tersebut, ia menyatakan, demi masa depan olahraga dan penyelamatan generasi bangsa Indonesia.

Kemudian, Haedar meminta kepada aparat kepolisian jangan ragu-ragu bertindak menghadapi kerumunan massa yang anarki. Ia mengatakan polisi harus berani tegas seperti ketika menghadapi teroris. 

"Semangat moral saya justru karena mencintai sepakbola dan olahraga agar tetap menjunjungtinggi sportivitas dan cinta sesama. Bukan jadi ajang saling bermusuhan satu sama lain, apalagi sampai melenyapkan nyawa antar anak bangsa," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement