Selasa 25 Sep 2018 14:54 WIB

PGN-Pertagas Fokus Integrasi Fasilitas dan Jaringan

Gas untuk rumah tangga menjadi fokus perseroan ke depan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan pencatatan meter (cater) mengunakan kamera digital.
Foto: ANTARA FOTO/Fachrurrozi
Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan pencatatan meter (cater) mengunakan kamera digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaakuisisi Pertagas kepada PGN, PGN akan fokus melakukan integrasi jaringan dan fasilitas. Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Gigih Prakoso menjelaskan integrasi ini diperlukan untuk menghindari duplikasi gas dari semua transmisi yang ada. Harapannya, distribusi gas ke konsumen jadi lebih maksimal.

"Tadinya sendiri-sendiri sekarang jadi satu, termasuk infrastruktur eksisting kita pakai bersama. Ke depan kita buat baru, kita bangun bersama," ujar Gigih di Hotel Pullman, Selasa (25/9).

Penyambungan jaringan ini bukan sekadar menyambungkan pipa tetapi juga persoalan rantai pasok. Gigih mencontohkan proyek gas di Sumatera Utara. PGN mendistribusikan gasnya, tapi pasokan gasnya dari Arun yang memang dioperasikan oleh Pertagas. 

"PGN tinggal mengalirkan gas, nanti gasnya Pertagas yang dari Arun masuk ke sistem PGN jadi menyambung," ujar Gigih.

photo
Direktur Utama PT PGN Tbk Gigih Prakoso saat menjadi salah satu pembicara dalam Acara 7th International Indonesia Gas Infrastructure Conference & Exhibition 2018, di Jakarta, Selasa (25/9).

Ketiga, kata Gigih, PGN dan Pertagas juga akan mengembangkan rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) untuk persoalan ekspansi. Jaringan gas ini penting agar masyarakat bisa langsung merasakan manfaat gas ke kehidupan sehari hari.

"Gas untuk rumah tangga ini jadi fokus kami ke depan bagaimana target pemerintah 1 juta SR dalam lima tahun ke depan bisa kita realisasikan," katanya.

Prioritas ini juga untuk membangun infrastruktur gas di daerah yang memang belum ada jaringan gas nya. "Makanya nanti kita lihat mana daerah yang belum ada pipa, kalau belum kita bangun kalau sudah kita integrasikan tentu dukungan pemerintah untuk pasokan gas sesuai dengan kebutuhan dan harga yang disepakati, alokasinya," ujar Gigih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement