REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN – Pemerintah Kabupaten Karimun, Riau, dibantu Tim Pakar Pendampingan Wilayah Perbatasan Kementerian Pertanian terus berupaya mewujudkan kembali ekspor nanas Kundur ke negara tetangga. Ekspor sempat terhenti karena inkonsistensi pihak petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun Muhammad Affan mengatakan Nanas Kundur dan Durian Kundur sudah sangat terkenal di Malaysia dan Singapura.
“Ini merupakan potensi yang luar biasa untuk menjadikan Kundur sebagai salah satu daerah penghasil devisa negara, daerah penyuplai buah -buahan ke Malaysia dan Singapura,” kata Muhammad, Selasa (25/9).
Dengan pendampingan terus menerus, pada Oktober - November rencananya Kundur akan kembali mengekspor nanasnya ke Singapura.
Upaya realisasi ekspor tersebut dilakukan dengan koordinasi antara Dinas Pertanian dan Kehutanan beserta PT Alamanda Sejati Utama. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun berkomitmen untuk membantu menjaga kontinuitas pasokan nanas. Di samping itu pemerintah daerah akan membantu menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam proses penanganan pascapanen buah nanas, di antaranya adalah bangunan untuk packing house. Bersama Koperasi Petani Nanas Kundur, Dinas Pertanian dan Kehutanan juga akan bertanggungjawab mulai dari pengumpulan nanas dari petani, proses sortasi, pengemasan hingga transportasi mulai dari petani hingga ke Jurong, Singapura.
Sedangkan Kementerian Pertanian pusat akan memberikan bantuan berupa peralatan yang diperlukan dalam proses penanganan pasca panen buah nanas serta membantu penyelenggaraan berupa bimbingan teknis (bimtek) bagi petani nanas dan pisang di pulau ini.
Sementara itu PT Alamanda akan menjadi pihak yang menerima dan bertanggung jawab terhadap distribusi dan pemasaran di Singapura. Perusahaan ini juga akan memandu para petani nanas agar produknya dapat memenuhi standar mutu dan kualitas yang diminta oleh pasar Singapura. Termasuk manajemen tanam untuk menjaga kontinuitas pasokan.
"Populasi tanaman sudah kami hitung. Luasan pertanaman dinilai sangat cukup yang mencapai lebih dari 100 ha. Malah inginnya kami bisa kirim per minggu 20 ton. Saat ini kesanggupan petani 20 ton per 2 minggu. Kamu berharap tidak hanya nanas yang akan diekspor namun juga akan menjajagi untuk ekpor pisang mas, karena disini juga sangat potensial,” ujar Deni dari PT Alamanda.
Ekspor nenas dan pisang dari daerah ini tentunya sebagai keberhasilan awal program LPBE (Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor di Daerah Perbatasan).
"Selama ini pemasaran buah - buahan dari Kundur berasal dari Batam. Melalui inisiasi program LPBE, ekspor nenas dan pisang akan langsung dari Kundur Karimun – Singapura,” tutur Direktur PPHH Yasid Taufik.
Dalam pertemuan koordinasi persiapan ekspor nanas di Pulau Kundur, Jumat (212/9), antara Kepala Distanhut Kabupaten Karimun, Ketua Koperasi Tanjung Batu Jaya Karimun, Direktur PT Alamanda Sejati Utama dan Direktur PPHH Yasid Taufik berharap kontinuitas tetap terjaga. Seperti diketahui harga kesepakatan di tingkat petani saat ini Rp3 ribu per kg.
"Antara petani dan pelaku usaha baik pihak koperasi maupun pihak PT. Amalanda perlu menyatukan semangat dan komitmen untuk terus bisa menjaga kontinuitas pasokan. Koperasi juga harus mampu menjadi eksportir mandiri sehingga harga yang diterima petani bisa lebih tinggi dari sekarang,” papar Yasid.