REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Hamka Haq mengatakan, kasus video pengeroyokan suporter persija Haringga Sirla yang ditambahkan dengan lantunan kalimat tauhid sangat menodai Islam. Kalimat tauhid adalah kalimat mulia yang tidak boleh digunakan secara sembarangan.
“Ini merendahkan kalimat Tauhid. Dosanya dua kali lipat bagi yang mengedit. Dosa pertama berbohong, kedua dia menggunakan kalimat Tauhid,” kata Hamka saat dihubungi, Selasa (25/9).
Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia itu mengatakan, pengeroyokan oleh suporter Persib yang dilakukan tersebut sangat keji karena menyebabkan seseorang meninggal dunia. Perilaku semacam itu sangat tidak pantas diiringi kalimat-kalimat suci agama Islam.
Menurutnya, kalimat tauhid bisa digunakan suporter sepak bola ketika ada pertandingan tim sepak bola negara muslim melawan negara non muslim. Kalimat Tauhid bisa digunakan dengan maksud untuk memberi motivasi ketika pertandingan berlangsung. Namun, ketika yang bertanding adalah sesama muslim maka kalimat Tauhid juga tidak diperkenankan untuk dilantunkan.
“Seandainya sesama muslim bertanding lalu memakai yel-yel untuk dengan kalimat Tauhid, itu juga merendahkan. Pakai sajalah kalimat-kalimat yang lain untuk sebuah pertandingan,” tutur dia.
Hamka pun meminta kepada pengelola suporter baik dari Persib maupun Persija untuk lebih membekali nilai-nilai positif kepada pendukung. Di sisi lain, aparat tidak boleh lengah dalam mengawasi seluruh kawasan yang dipadati oleh para suporter sepak bola. Kejadian meninggalnya Haringga menambah catatan gelap permasalah moral suporter sepak bola di Indonesia.
“Kita semua harus siap siaga. Jangankan benda tajam, benda tumpul pun tidak boleh masuk ke kawasan stadion,” ujarnya.
Dalam video berdurasi tiga menit tersebut, Haringga terlihat terbujur kaku ditengah kerumunan massa suporter Persib. Ia kemudian dikeroyok dengan tangan kosong dan balok hingga akhirnya Haringga meninggal dunia. Video tersebut sejak awal hingga akhir diedit dengan tambahan kalimat Tauhid ‘Laa ilaha ilallah’ sehingga seolah-olah massa pengeroyok sambil melantunkannya.