REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi buah jeruk. Salah satunya melalui pengembangan sentra benih jeruk seperti yang dilakukan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Kabupaten Purworejo dikenal sebagai sentra benih jeruk untuk memenuhi petani jeruk kabupaten sekitarnya maupun antar pulau. Kelompok tani penangkar jeruk dan buah lainnya seperti mangga, manggis, jambu kristal, jambu bol, nangka, blimbing, alpukat, durian dengan berbagai varietas kembali dilirik oleh provinsi provinsi lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan lainnya.
Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan, jeruk merupakan komoditas strategis substitusi impor. Benih dikembangkan besar besaran guna mencukupi pengembangan kawasan. “Luas budidaya jeruk sudah mencapai 50 ribu hektar tersebar di sebagian besar kabupaten sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot produksi dan mensejahterakan petani,” kata Suwandi saat mengunjungi sentra pembibitan bibit jeruk di Purworejo, Selasa (25/9).
Suwandi menegaskan sistem perbenihan harus diperkuat mengingat benih sebagai penciri produksi dan pondasi pertanian ada di benih. Tahun ini sudah didistribusikan 10 juta benih jeruk setara 25 ribu hektar.
“Hasilnya akan terlihat nanti 2,5 hingga tiga tahun ke depan,” ujarnya.
Direktur Buah dan Florikuktura, Sarwo Edi menambahkan, dengan adanya pemenuhan bibit buah buahan ini, diharapkan kesejahteraan petani buah akan meningkat. Produk buah Indonesia meningkat bertujuan untuk memenuhi pasar domestik. “Dan tentunya dapat bersaing di pasar Internasional,” tambahnya.
Salah satu tempat penangkaran Jeruk dan buah lainnya berada di desa Karangduwur Kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo. Proses produksi benih dikelola oleh kelompok penangkar dikoordinir oleh Eko. Menurut Eko, jumlah produksi benih jeruk Purworejo mencapai 1 juta benih setahun dengan wilayah pemasaran di Jawa dan sejumlah kabupaten di luar Jawa. Harga benih bervariasi sesuai varietas, ukuran tinggi pohon dan komoditasnya.
“Disini dikembangkan berbagai varietas benih jeruk yaitu varietas siam madu, trigas, batu 55, RGL, siam banjar, tejakula, sabilulungan, dengan harga Rp.7.500 hingga Rp 12.500 per pohon. Benih Durian otong, siminang, matahari, bawor, ktomo banyumas dengan harga Rp. 15.000 sampai 25.000 per pohon. Sedangkan benih nangka sikandel Rp.15.000 sampai 20.000 per pohon,” tutur Eko.
Eko menambahkan, Mangga Arumanis, Simanalagi, Gedonggincu, Gadung harga Rp 10 ribu hingga 15 ribu, sedangkan Manggis Kaligesing dg harga berkisar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per pohon. Jambu kristal Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per pohon dan jambu bol Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per pohon.
“Harga harga tersebut tergantung varietas dan ukuran dari pohon tersebut. Bahkan ini benih sengon atau jinjing Rp 1.500 perbatang,” jelasnya.
Eko pun mengungkapkan anggota Kelompok Tani Penangkar di lokasi tersebut sangat antusias mendengar kabar baik bahwa bibit buah buahan tersebut banyak di butuhkan masyarakat sekaitan dengan program pengembangan kawasan buah buahan yang merupakan salah satu program pemerintah. “Para Penangkar semangat untuk memproduksi bibit buah buahan yang unggul, bermutu dan bersertifikat sesuai anjuran pemerintah,” ungkapnya.