Rabu 26 Sep 2018 09:44 WIB

Apa Bedanya Demokrat, Golkar, dan PAN?

Demokrat mengklaim memiliki perbedaan soal kadenya yang berlainan sikap.

Rep: Umar Mukhtar/Sapto Andika Candra/Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.
Foto: sekilasindonesia.com
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah kader dan elite Partai Demokrat, Golkar, dan PAN, berlainan sikap dengan keputusan partainya pada Pilpres 2019. Sebagian kader itu mendukung capres-cawapres yang tidak diusung oleh partainya sendiri.

Untuk Demokrat, sejumlah kadernya yang duduk sebagai kepala daerah maupun pengurus partai di daerah mendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Padahal, Demokrat secara kepartaian resmi mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Di antaranya yaitu Gubernur Papua sekaligus Ketua DPD Demokrat Papua Lukas Enembe, Gubernur Banten yang juga kader Demokrat Wahidin Halim yang masuk dalam tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf, dan DPD Demokrat Sulawesi Utara yang secara terang-terangan mendukung pasangan nomor urut satu ini.

Namun, DPP Demokrat memberikan dispensasi kepada kader-kadernya yang mendukung Jokowi-Ma’ruf. "Kami harus berpikir menyelamatkan partai, nanti akan ada dispensasi khusus dari pusat terhadap daerah tertentu," kata Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di Mega Kuningan, Jakarta, Ahad (9/9).

Ferdinand mengatakan, wacana ini akan disampaikan agar suara Partai Demokrat di daerah-daerah tersebut tidak jeblok. Kendati demikian, Ferdinand mengatkan, hanya empat daerah yang menunjukkan jumlah dukungan cukup signifikan untuk Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Dan Kubu Prabowo-Sandi Bakal Rangkul GoPrabu

Baca juga: Liga 1 Dihentikan, Sanksi Tegas PSSI Dinanti

Selain Demokrat, Partai Golkar juga memiliki kader dan bahkan calegnya yang membelot mendukung Prabowo-Sandi. Padahal, Partai Golkar secara kepartaian mengusung Jokowi-Ma’ruf. Bahkan, para pembelot ini membentuk Relawan GoPrabu (Golkar Prabowo-Uno).

"Kami deklarasi GoPrabu karena kondisi Partai Golkar yang sama sekali tidak diuntungkan dalam mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf," kata Koordinator Nasional Forum Caleg Partai Golkar Cupli Risman, Senin (24/9).

Cupli Risman menilai, Prabowo merupakan sosok yang pas untuk dicalonkan karena secara idiologis dan kultural mempunyai hubungan yang kuat dan dekat dengan Partai Golkar. Ia juga mengungkap melorotnya suara Partai Golkar menjadi partai menengah hasil beberapa lembaga survei penyebab utama adalah karena mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.

Baca juga: Abdul Somad, Tanah Melayu: Sara Berteriak Sara?

Baca juga: Prabowo Legowo Jika Yenny Wahid Dukung Jokowi-Ma'ruf

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement