REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manajer Manchester United Jose Mourinho tak bisa menyembunyikan kekecewaanya tersingkir dari Carabao Cup. MU disingkirkan Derby County lewat drama adu penalti.
Mourinho mengatakan kesalahan pemainnya kembali terulang. Dimana mereka tidak mengakhiri pertandingan dengan kemenangan, hanya sekadar menguasai laga. Itu pun mayoritas terjadi di babak pertama.
''Kami tidak dapat mencetak gol saat kami punya peluang. Kami melakukannya di babak pertama, kami melakukannya di babak pertama,'' jelasnya, dikutip dari Dailystar, Rabu (26/9).
Skuat asuhan Jose Mourinho awalnya unggul lebih dulu melalui Juan Mata di menit ke-2. Namun, tendangan penalti sensasional dari Harry Wilson membungkam pendukungan tuan rumah, dan mematahkan dominasi Setan Merah.
MU makin apes karena kiper Sergio Romero diusir wasit setelah memegang bola di luar areanya. Dampaknya langsung terasa. MU harus tertinggal lewat gol Jack Marriott di menit ke-85. Meskipun, Marouane Fellaini membuat gol dramatis untuk menyelamatkan muka tuan rumah.
Adu penalti pun berjalan sangat alot. Sampai-sampai harus dilakukan 16 tendangan. Namun, 15 tendangan sempurna tersebut harus terhenti di Phil Jones dan membuat the Red Devils tersingkir dengan skor 8-7.
Meski mengalahkan MU di kandangnya, Frank Lampard tidak ingin jemawa. Ia tetap mengakui bahwa Mourinho merupakan the special one. Ia tidak meragukan kekuatan manajerial mantan pelatihnya di Chelsea dulu.
"Soal 'The Special One', itu hanya kata-kata. Namun soal menjadi manajer hebat, tentu saja dia (Mourinho)," ucap Lampard.
Ia bercerita, Mou datang ke Chelsea saat usianya masih 25 tahun. Menurutnya, pelatih asal Portugal tersebut dapat membawa kepercayaan diri pada pemain untuk menang.
Lampard menyatakan, saat itu Chelsea terdiri dari anak-anak muda dan pemain senior, sehingga membutuhkan pemimpin. ''Dan kami mendapatkannya,'' kata dia.