Rabu 26 Sep 2018 10:28 WIB

Pidato Trump Undang Gelak Tawa Forum PBB

Trump ungkapkan keberhasilan pemerintahannya di depan forum PBB.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengundang gelak tawa peserta forum. Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (26/9), Trump memulai pidatonya dengan menegaskan kembali perspektif "America First”.  Ia juga  mengecam rezim  Iran dan Venezuela.

Trump berpidato seolah-olah  sedang berkampanye di pedesaan Amerika. Ia menyampaikan  pencapaian pemerintahannya dan statistik ekonomi AS. "Pemerintahan saya telah mencapai lebih dari hampir semua  dalam sejarah negara AS," kata Trump, lewat pernyataan yang sejatinya mengundang tepuk tangan meriah di gedung sidang umum PBB.

Tapi forum PBB justru menertawakannya. "Tidak mengharapkan reaksi itu. Tapi tidak apa-apa," kata Trump sambil tersenyum.

Mendekati dua tahun pemerintahannya, pidato Trump di PBB menggambarkan bagaimana Trump terus berupaya memperoleh tempatnya di panggung dunia. Namun sebagian besar para pemimpin dunia justru merasa bingung dengan isi pidato Trump. Khususnya dari delegasi Jerman dan Swedia.

Trump mengkritik sekutu AS, Jerman, karena hubungannya dengan Rusia. Dia juga bersikeras bahwa negara-negara lain harus menghormati kedaulatan AS sebelum mendesak mereka untuk menolak sosialisme. Pejabat Swedia terlihat bingung dengan pernyataan Trump tersebut.

Pidato berdurasi 34 menit itu hanya memberikan pujian kepada beberapa negara terpilih. Terutama Korea Utara (Korut). Padahal dalam pidato tahun lalu, Trump mengkritik  Korut dan menyebutnya sebagai  "rezim bejat". "AS akan selalu memilih kemandirian dan kerja sama atas pemerintahan global, kontrol, dan dominasi,” kata Trump.

Dia menuntut pembubaran Pengadilan Pidana Internasional. Trump pun memuji keputusannya mundur dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada awal tahun ini.

Menurutnya ini sebagai protes AS atas kritik terhadap perlakuan Israel terhadap Palestina. Ia juga mendukung keputusan AS untuk tidak mendukung badan global PBB untuk migrasi. "Kami tidak akan diatur oleh badan internasional yang tidak bertanggung jawab kepada warga kami sendiri," katanya.

AS adalah satu dari lima negara dengan hak veto di Dewan Keamanan PBB.

Ia juga menyampaikan keluhan terkait sikap sekutu AS yang hanya memperoleh bantuan AS tanpa memberikan imbalan apa pun.

"Ke depan, kami hanya akan memberikan bantuan asing kepada mereka yang menghormati kami dan yang, terus terang, teman-teman kami. Kami tidak akan tahan dengan itu, proses yang mengerikan ini, lebih lama lagi. Amerika Serikat adalah penyedia bantuan asing terbesar, tetapi hanya sedikit yang memberi kami. Itu sebabnya kami sangat memperhatikan bantuan asing," katanya.

Trump  menyebut Cina menyalahgunakan praktik perdagangan. Ia juga mengeluh akan sikap negara-negara OPEC.   Harga minyak terus meningkat sejak Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dan memberlakukan sanksi terhadap ekspor minyak negara itu.

Iran adalah target utama Trump dalam pidato tersebut Ia meminta kepada seluruh dunia untuk memiliki pandangan yang sama terhadap Teheran. "Para pemimpinnya menabur kekacauan, kematian dan kehancuran. Mereka tidak menghormati perbatasan tetangga mereka atau hak negara yang berdaulat," kata Trump.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement