Rabu 26 Sep 2018 12:02 WIB

Panglima TNI: Komunis tak akan Bisa Hidup di Indonesia

Gambar tentang 160 orang bersenjata AK-47 ternyata dari luar wilayah Indonesia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, komunis adalah ancaman laten dan terus menjadi perhatian. Menurut Hadi, sesuai dengan semangat persatuan dan kesatuan, komunis tidak akan bisa hidup di Indonesia.

"Komunis adalah ancaman laten. Sesuai dengan semangat persatuan dan kesatuan, komunis tidak akan bisa hidup di negara Pancasila ini," kata Hadi menjelaskan saat menjawab pertanyaan seorang veteran pada kegiatan silaturahim dengan para veteran TNI di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (26/9).

Hadi ditanya mengenai kabar yang menyebutkan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) bangkit kembali dan dapat mengancam bangsa Indonesia. TNI, jelas dia, tetap melakukan antisipasi keberadaan mereka. Pihaknya juga akan terus melakukan pengecekan di wilayah-wilayah dalam rangka pengantisipasian tersebut.

"Kami memiliki aparat teritorial, aparat intelijen, yang setiap hari mengecek kebenaran itu, setiap berita-berita yang diberikan," tutur Hadi.

Baca juga, Mabes TNI Rotasi 116 Perwira Tinggi.

Belum lama ini, kata dia, aparat-aparat tersebut mengecek kebenaran gambar yang beredar di masyarakat, yakni gambar adanya pasukan sebanyak 165 orang dengan membawa senjata AK-47. Setelah dicek dan diteliti, ternyata itu berasal dari negara di wilayah utara Indonesia, yakni Laos.

"Hampir seluruh wilayah sana benderanya mirip bendera Partai Komunis. Saya pun ketika berkunjung ke sana, saya menghindari untuk berfoto di sana karena kanan-kiri semuanya bendera palu arit," ungkapnya.

Ia menjelaskan, komunis telah melakukan hal yang terburuk kepada bangsa Indonesia. Hal yang kini diingat sebagai sejarah kelam bagi bangsa Indonesia dan tidak akan pernah bisa dilupakan. "Sehingga, tetap antisipasi dan jadi bahaya laten yang harus terus kita cari di mana keberadaannya mereka," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement