REPUBLIKA.CO.ID, BASRA -- Seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Soad al-Ali ditembak orang tidak dikenal saat berdemonstrasi di Basra, Irak. Dilansir dari Aljazirah, Rabu (26/9), ibu empat anak tersebut ditembak di depan sebuah supermarket.
Polisi setempat mengatakan perempuan berusia 46 tahun tersebut terlibat dalam protes yang meminta pelayanan kota yang lebih baik. Penembaknya langsung kabur dengan mobil mereka setelah menembak Soad dan suaminya.
Suami Soad saat ini masih terluka dan dirawat di rumah sakit di Basra. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas penembakan tersebut. Petugas polisi yang memberikan keterangan meminta namanya tidak disebutkan karena ia tidak berwenang memberikan pernyataan resmi.
Pembunuhan itu terjadi di sebuah jalanan di distrik Abbasiya, pusat kota Basra. Peristiwa itu merupakan pembunuhan pertama sejak protes mulai terjadi pada awal musim panas tahun ini.
Warga Basra yang marah berulang kali turun ke jalan memprotes buruknya pelayanan kota. Mereka memprotes air yang tercemar dan membuat ribuan orang dirawat di rumah sakit.
Pada awal bulan September ini demonstrasi berubah menjadi kekerasan ketika para demonstran menyerang dan membakar kantor-kantor pemerintahan, kelompok bersenjata yang didukung Iran dan konsulat Iran di Basra. Demonstrasi yang berujung kekerasan tersebut sebagai rasa marah para warga kepada Iran yang terlalu banyak mencampuri urusan pemerintahan lokal.
Peristiwa itu mencerminkan semakin kuatnya pengaruh kelompok bersenjata yang berperan merebut wilayah Irak dari Negara Islam Irak dan Syam (atau juga dikenal dengan ISIS). Para aktivis menggambarkan intimidasi dan penangkapan sewenang-wenang dari kelompok bersenjata dan berpangruh di Basra.
Beberapa petinggi kelompok bersenjata tersebut menuduh demonstran berkerjasama dengan Amerika Serikat. Karena AS sudah lama berusaha melepas tekanan Iran di Irak.