Rabu 26 Sep 2018 18:57 WIB

Sektor Kriya Berpotensi Sumbang Ekspor Besar

Nilai ekspor dari produk kriya nasional pada tahun 2017 mencapai 776 juta dolar AS

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung memilih kerajinan perak  pada Pameran Kriyanusa 2018 di Jakarta, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung memilih kerajinan perak pada Pameran Kriyanusa 2018 di Jakarta, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sektor kriya berpotensi memberikan sumbangsih besar kepada devisa negara melalui capaian ekspor produknya. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, nilai ekspor dari produk kriya nasional pada tahun 2017 mencapai 776 juta dolar AS, naik dibanding tahun 2016 sebesar 747 juta dolar AS.

Angka tersebut diharapkan terus naik 10 persen tiap tahun. Sektor kriya yang merupakan salah satu dari kelompok industri kreatif ini juga sudah memiliki jaringan pasar yang luas di mancanegara, seperti Eropa dan Amerika Serikat.

"Oleh karena itu, kami aktif terus mempromosikan produk kerajinan nasional melalui berbagai pameran baik yang diselenggarakan di dalam maupun luar negeri," kata Menperin Airlangga Hartarto seusai menghadiri pembukaan Pameran Kerajinan Nusantara Kriyanusa 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu (26/9).

Menurut Airlangga, kekuatan industri kerajinan nasional didukung dari sumber bahan baku alami yang melimpah, keragaman budaya Nusantara, dan keahlian para perajin. Guna mendongkrak daya saing industri kecil dan menengah (IKM), Kemenperin memiliki program yang terfokus pada peningkatan kompetensi SDM dan mendorong penggunaan teknologi terkini. Tujuannya, untuk menciptakan kreativitas dan inovasi.

Sektor kriya juga dipacu untuk memanfaatkan platform digital di tengah bergulirnya revolusi industri 4.0. Di antaranya dengan program e-Smart IKM, yakni sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk. Sistem ini diintegrasikan dengan marketplace untuk meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing.

Hingga saat ini, peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop e-Smart IKM sebanyak 4ribu pelaku usaha dengan total nilai penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,3 miliar. Kemenperin telah menggandeng sejumlah marketplace dalam pelaksanaan e-Smart IKM, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia.

Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pihaknya membidik peningkatan nilai ekspor dari sektor industri kerajinan sebesar 10 persen pada tahun 2018. Hal ini tentunya dapat memperbaiki struktural perekonomian saat ini, yang mengalami desisit neraca perdagangan.

"Kami yakin eskpor akan naik karena kualitas produk IKM nasional semakin meningkat, baik dari segi kemasan, desain, serta labeling," ujarnya.

Pameran Kriyanusa 2018 yang berlangsung sampai Ahad (30/9) menampilkan 350 peserta dari yang menampilkan ribuan produk kerajinan dari tiap daerah. Di antaranya, terdapat 13 IKM kerajinan binaan Kemenperin. Mereka menampilkan perlengkapan rumah tangga dan tas dari kayu.

Mengangkat tema Tingkatkan Sinergitas dan Kreativitas Wirausaha Milenial, Kriyanusa 2018 mengusung ikon daerah Nusantara dari Aceh, yakni motif Pucuk Rebung sebagai dasar desain publikasi.

Selain mengkurasi Kriyanusa, Kemenperin juga akan mengkurasi delapan IKM untuk mengikuti Ambiente, pameran kerajinan terbesar di dunia yang diadakan di Frankfurt, Jerman pada awal 2019. Selain membantu tingkat penjualan, pameran ini diharapkan mampu menjadi wadah promosi IKM lokal.

Pada pameran Ambiente tahun ini, Indonesia mencatatkan transaksi penjualan di tempat sebanyak 705ribu dolar AS dan 111 juta dolar AS untuk pesanan lanjutan. Gati menuturkan, target pencapaian tahun ini tidak jauh dari angka tersebut. "Ekonomi global sudah membaik, jadi sepertinya bisa tercapai angka itu," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement