REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadapi perubahan zaman yang terjadi sangat cepat, generasi milenial dituntut memiliki keterampilan yang unggul, berinovasi dan tampil diatas rata-rata. Karena pekerjaan-pekerjaan dan industri masa depan akan lahir dalam suatu Ekonomi Inovasi.
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menjelaskan, ekonomi Inovasi sendiri memiliki 4 sarana fundamental yakni IT dan Jaringan, Bioteknologi, Nanoteknologi dan Neuroteknologi. Untuk itu pengetahuan, kekuatan Ide-ide kreatif dan inovasi yang revolusioner adalah keterampilan mendasar yang harus dimiliki dalam dunia kerja di masa mendatang.
"Jenis-jenis pekerjaan di masa depan bagi para milennials akan lebih membutuhkan keterampilan canggih, pendidikan tinggi, dan pelatihan teknologi high-level," kata Hanif melalui pesan tertulis, Rabu (26/9).
Berdasar hasil riset McKinsey Global Institute Tahun 2012 telah meramalkan Indonesia akan menjadi salah satu negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia tahun 2030. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan 113 juta tenaga kerja terampil.
Pada 10 tahun kedepan, kata Hanif, pasar kerja Indonesia akan diisi oleh generasi milenial yang jumlahnya lebih dari 100 juta orang. Sehingga generasi muda harus disiapkan keterampilan yang berhubungan dengan kecepatan, kompleksitas, resiko, perubahan dan kejutan.
"Kemakmuran perekonomian Indonesia dimasa depan ada ditangan mereka, termasuk terwujud atau tidaknya ramalan McKinsey Global Institute yang saya sebutkan tadi," tutur Hanif.
Karena itu Hanif meminta agar semua stakeholders pembangunan di pusat maupun daerah harus terlibat, termasuk sistem pendidikan. Sistem pendidikan harus terus diperbaiki guna mempersiapkan bangsa, organisasi dan Individu untuk bersaing dalam Ekonomi Inovasi.