REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Kasubdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Solihudin Nasution mengatakan, seluruh kampus, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, berpotensi terpapar radikalisme. BNPT, kata ia, telah melakukan penelitian terkait masalah ini.
"Intelijen internal BNPT sejak lama sudah melakukan pemantauan dan penelitian terhadap gerakan kelompok radikal tersebut dan berdasarkan data, penyebaran radikalisme ini sudah masuk di dunia pendidikan," katanya usai menjadi pembicara dalam kegiatan kuliah umum di Gedung Soetardjo Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu.
Kendati demikian, BNPT tidak menyebut radikalisme itu sudah masuk di tingkat pendidikan mana. BNPT juga tidak bisa menyebutkan secara detail karena lembaga itu tidak punya kewenangan menyampaikan kepada publik.
"Untuk tingkat perguruan tinggi, semua memiliki potensi sama untuk disusupi paham radikalisme tersebut dan biasanya orang yang terpapar radikalisme dipengaruhi faktor ekonomi, kedangkalan keilmuan, ketidakpuasan, dendam, dan empati yang tinggi," tuturnya.
Solihudin tidak bersedia menyebutkan perguruan tinggi mana saja yang mahasiswanya terdeteksi masuk radikalisme dan sudah disusupi kelompok-kelompok aliran radikal melalui pengajian mahasiswa. Hanya saja, ia mengimbau civitas academica untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Saya mengimbau kepada civitas academica untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap kegiatan-kegiatan mahasiswa, khususnya kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, karena biasanya mahasiswa yang masih mencari jati diri mudah terpapar doktrin radikalisme," katanya.
Sementara itu, mantan teroris Sofyan Tsauri mengatakan, teman-temannya dan mentornya dalam ajaran radikal sudah menyebar ke kampus-kampus sehingga pemerintah harus membuat regulasi yang tegas untuk melindungi sektor pendidikan.
"Seharusnya pemerintah yang mempunyai regulasi terhadap lembaga pendidikan, kemudian menanamkan nilai-nilai pendidikan sejak dini sehingga dapat melindungi sektor pendidikan dari masuknya kelompok intoleransi itu," katanya.