REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Seorang kandidat Muslim dengan elektabilitas yang meningkat, mengumumkan berhenti berkampanye di Kota Quebec, Kanada. Keputusan itu diambil usai mendapat informasi tentang ancaman penembakan dari aparat kepolisian.
Dilansir di Global News pada Rabu (26/9), seorang kandidat Muslim bernama Ali Dahan, yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif independen mengetahui keselamatannya terancam. “Sejak itu, saya belum tidur. Saya takut. Saya tidak akan keluar rumah seperti biasanya,” kata Dahlan kepada The Canadian Press.
Dahan menjadi calon independen untuk pemilihan di distrik Jean-Talon. Distrik tersebut adalah lokasi terbunuhnya enam jamaah di masjid pada 2017.
Polisi memberitahu Dahan sebuah gambar yang tersebar di internet dengan ancaman pembunuhan pada Jumat pekan lalu. Sejumlah pihak beranggapan gambar tersebut menjadi sinyal Dahan menjadi sasaran penembakan berikutnya.
“Detektif berpangkat sersan mengatakan ancaman itu adalah peristiwa serius. Itu adalah kejahatan rasial sehingga dia memintaku mengajukan laporan,” kata Dahan.
Aparat kepolisian Kota Quebec mengatakan sedang menyelidiki dugaan ancaman di internet tersebut. Namun, hingga saat ini kepolian belum menangkap satu pun terduga pelaku.
Sebelumnya, seorang pria berusia 26 tahun di Kota Quebec menyerahkan diri pada pekan lalu. Ia mengaku bertanggung jawab atas tanda penembakan pada gambar kampanye Dahan.
Namun, pria tersebut dibebaskan dengan syarat dan janji bersedia muncul di pengadilan. Pihak berwenang hanya memberi tuduhan kenakalan terhadap dokumen pemilu dan kelalaian penggunaan senjata api. Polisi sudah menyita senapan angin, empat majalah, peluru, dan aksesori lainnya.