Kamis 27 Sep 2018 09:28 WIB

Fed Pertahankan Kebijakan Moneter karena Ekonomi Tumbuh

Kebijakan ketat itu diproyeksikan akan tetap berjalan sampai 2021.

Chairman Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Chairman Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Federal Reserve Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga dan mempertahankan kebijakan moneter ketat. Bank Sentral AS tersebut memperkirakan ekonomi AS akan menikmati pertumbuhan setidaknya dalam tiga tahun lagi.

Dalam sebuah pernyataan yang menandai berakhirnya era kebijakan moneter akomodatif. Para pembuat kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek sebesar 25 basis poin ke kisaran 2,00 persen hingga 2,25 persen.

Bank sentral AS masih memperkirakan kenaikan suku bunga lainnya pada Desember. Tiga kenaikan lagi pada tahun depan, dan satu kenaikan pada 2020. Itu akan menempatkan suku bunga pinjaman overnight sebesar 3,4 persen, kira-kira 50 basis poin di atas perkiraan suku bunga 'netral' The Fed.

Sikap kebijakan ketat itu diproyeksikan akan tetap berjalan sampai 2021, kerangka waktu proyeksi ekonomi terbaru The Fed. "Hal yang orang-orang perhatikan, yang mereka teruskan dan lakukan, adalah menghapus kata 'akomodatif' sehubungan dengan kebijakan moneter mereka," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors. Hal ini mengindikasikan The Fed percaya kebijakan moneter menjadi kurang akomodatif dan semakin mengarah ke suku bunga netral.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan penghapusan kata-kata itu tidak menandakan perubahan prospek kebijakan.

"Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa kebijakan sedang berjalan sesuai dengan harapan kami," kata Powell, yang mengambil alih sebagai pemimpin The Fed awal tahun ini, dalam konferensi pers.

Kurva imbal hasil surat utang pemerintah AS merosot dan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang. Saham-saham AS awalnya memperpanjang kenaikan tetapi kemudian jatuh di akhir sesi perdagangan, dengan saham sektor perbankan dan keuangan terpukul keras.

The Fed melihat pertumbuhan ekonomi lebih cepat dari perkiraan 3,1 persen tahun ini. Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi terus meningkat moderat untuk setidaknya tiga tahun lagi, di tengah pengangguran yang rendah dan inflasi yang stabil di dekat target 2,0 persen.

"Pasar tenaga kerja terus menguat, aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang kuat," kata dia.

Powell menolak untuk mengatakan apakah pembuat kebijakan telah membahas kritik Presiden Donald Trump terhadap bank sentral. Bulan lalu, Trump menyatakan ketidaksenangannya tentang kenaikan suku bunga dan mengatakan The Fed harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ekonomi.

Powell mengatakan bank sentral akan tetap independen. "Kami tidak mempertimbangkan faktor politik atau hal-hal seperti itu," kata ketua The Fed.

Kenaikan suku bunga pada Rabu (26/9) adalah yang ketiga kalinya untuk tahun ini dan yang ketujuh dalam delapan kuartal terakhir. Menjelang pernyataan Rabu (26/9), para pedagang memberi peluang untuk kenaikan suku bunga 95 persen, menurut CME Group.

Proyeksi-proyeksi terbaru The Fed menunjukkan ekonomi berlanjut pada kecepatan stabil hingga 2019. Pertumbuhan produk domestik bruto diperkirakan di 2,5 persen tahun depan sebelum melambat menjadi dua persen pada 2020 dan menjadi 1,8 persen pada 2021, sebagai dampak pemotongan pajak baru-baru ini dan memudarnya pengeluaran pemerintah.

Inflasi diperkirakan mendekati dua persen selama tiga tahun ke depan. Sementara, tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 3,5 persen tahun depan dan tetap sampai 2020 sebelum naik sedikit pada 2021. Sementara tingkat pengangguran saat ini 3,9 persen.

Dengan risiko-risiko digambarkan sebagai kurang lebih seimbang, pernyataan itu mempertahan The Fed di jalur yang stabil untuk tahun depan. Tidak ada perbedaan pendapat dalam pernyataan kebijakan The Fed.

Baca juga, The Fed Tetap Naikkan Suku Bunga di Tengah Ketegangan Dagang

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement