REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Media Inggris berhasil mengidentifikasi salah seorang pelaku penyerangan Salisbury. Menurut laporan media pada Rabu (26/9), pelaku bernama Anatoliy Vladimirovich Chepiga. Ia adalah seorang kolonel Rusia yang melakukan penyamaran.
Awal bulan ini, kejaksaan Inggris menuduh dua orang Rusia, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, melakukan percobaan pembunuhan terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di kota selatan Inggris Maret lalu. Percobaan pembunuhan dilakukan dengan menggunakan agen saraf Novichok. Kejaksaan meyakini para tersangka menggunkan identitas palsu untuk memasuki Inggris.
Mengutip laporan investigasi oleh Bellingcat, sebuah situs yang mencakup masalah intelijen, The Daily Telegraph dan BBC mengatakan nama asli Boshirov adalah Chepiga. Dua sumber keamanan Eropa yang melakukan investigasi kasus Skripal mengatakan perinciannya akurat.
Rusia membantah terlibat dalam keracunan saraf itu. Kedua orang tersebut diketahui hanyalah turis yang berlibur ke London. Mereka mengunjungi Salisbury untuk melihat katedralnya. Namun, Pemerintah Inggris mengetahui identitas asli mereka.
The Telegraph melaporkan, Chepiga (39 tahun) telah berkontribusi dalam perang di Chechnya dan Ukraina. Ia dijadikan pahlawan Federasi Rusia berdasarkan keputusan Presiden Vladimir Putin pada 2014.
Polisi Metropolitan dan Kementerian Luar Negeri Inggris menolak untuk mengomentari laporan tersebut. Namun, menteri pertahanan Inggris Gavin Williamson mengonfirmasi kebenarannya di Twitter.
"Identitas sebenarnya dari salah satu tersangka Salisbury telah terungkap sebagai seorang Kolonel Rusia. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang bekerja tanpa lelah dalam kasus ini," kata Williamson di akun Twitter-nya. Namun, tweet ini kemudian dihapus tanpa penjelasan lebih lanjut.
Perdana Menteri Inggris Theresa May tidak menyampaikan laporan secara langsung dalam pidato di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Tetapi, ia berbicara tentang penggunaan senjata kimia di jalan-jalan Inggris oleh agen-agen GRU Rusia (intelijen militer).
Kedutaan Rusia di London tidak segera tersedia untuk berkomentar. Kremlin sebelumnya mengatakan para tersangka tidak ada hubungannya dengan Putin.