REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Netizen atau warganet Cina ingin memboikot merk furnitur Swedia IKEA. Ajakan boikot itu terjadi setelah ketegangan kedua negara menguat karena pada awal bulan September polisi Swedia memperlakukan turis Cina secara sewenang-wenang di Stockholm.
Awalnya persoalan tersebut hanya ada di antara pemerintah kedua negara. Tapi ketika salah stasiun televisi Swedia SVT memperolok turis Cina, netizen Negeri Tirai Bambu pun geram. Ajakan boikot itu tersebar di media sosial terbesar di Cina, Weibo.
"Ini tidak bisa dimaafkan, saya akui perilaku turis Cina memalukan, tapi mereka tidak seharusnya melecehkan seluruh orang Cina seperti ini," tulis salah satu netizen di kolom komentar video yang menayangkan cuplikan acara komedi STV, seperti dilansir dari BBC, Kamis (27/9).
Persoalaan tersebut bermula pada 2 September lalu saat sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang turis Cina dengan marga Zeng tiba di sebuah hotel di Swedia 12 jam sebelum waktu check-in. Putra keluarga tersebut meminta petugas hotel agar mereka bisa check-in pada tengah malam dan menunggu di sofa hotel.
Tapi petugas hotel menolak permintaan tersebut dan mengusir keluarga itu. Ketika turis-turis asal Cina itu keberatan diusir, para petugas hotel memanggil polisi. Kepolisian Swedia membawa tiga turis Cina tersebut ke sebuah pemakaman di dekat hotel tersebut.
Pemerintah Cina pun bereaksi keras atas insiden tersebut. Tapi Swedia sama sekali tidak mengubris permintaan Beijing untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Ketegangan kedua negara tersebut semakin meningkat ketika media-media Swedia menuduh reaksi keras Cina sebagai upaya balas dendam karena Swedia berhasil membebaskan Gui Minhai, seorang penulis dan penerbit yang banyak mengkritik pemerintahan Cina.
Gui Minhai yang berwarga negara Swedia tapi keturunan Cina sempat diculik dan ditangkap oleh pemerintahan Cina atas tuduhan mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak seorang gadis kecil. Tapi karena ia warga negara Swedia, dia dibebaskan atas permintaan pemerintah Swedia.
Tidak hanya menuduh reaksi Cina sebagai upaya balas dendam yang politis. Media Swedia pun mengolok-olok dan melecehkan turis Cina di stasiun televisi mereka lewat acara komedi. Juru bicara Menteri Luar Negeri Cina Geng Shuang pun merespons tindakan media Swedia tersebut.
"Pernyataan pembawa acara (Svenska Nyheter) penuh dengan diskriminasi, prasangka dan provokasi terhadap Cina dan kelompok etnik lainnya, benar-benar menyimpang dari etika media profesional," kata Shuang.
Menteri Luar Negeri dan Kedutaan Besar Cina di Swedia sudah melayangkan protes. Tapi, SVT yang menayangkan acara tersebut menyangkal telah melakukan tindakan diskriminatif dan rasis.
"Saya pikir sangat jelas bahwa itu adalah komedi, dengan asumsi Anda tahu bahasa Swedia, tapi pada saat yang sama, saya mengerti adanya kesalahpahaman jika Anda tidak tahu bahasa Swedia," kata Kepala Bidang Hiburan SVT Thomas Hall.