Kamis 27 Sep 2018 16:05 WIB

Survei: Kunjungan ke Lombok Dongkrak Dukungan ke Jokowi

LSI Denny JA mensurvei hal-hal yang mempengaruhi dukungan untuk paslon capres.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Peneliti LSI Ardian Sopa saat menyampaikan survei Pertarungan Pilpres di Media Sosial, di Jakarta, Rabu (4/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Peneliti LSI Ardian Sopa saat menyampaikan survei Pertarungan Pilpres di Media Sosial, di Jakarta, Rabu (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei terbaru untuk mengetahui sejumlah hal, yang mempengaruhi dinamika dukungan terhadap dua pasangan calon presiden (capres) dan cawapres di pilpres 2019. Salah satu yang diujikan yaitu terkait perhatian Presiden Jokowi kepada korban gempa Lombok, NTB yang ternyata disukai masyarakat.

"94,5 persen masyarakat suka terhadap kunjungan Jokowi ke koban gempa di Lombok NTB," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta, Kamis (27/9).

Ardian mengatakan kunjungan Jokowi ke Lombok ternyata meningkatkan sentimen positif. Sebanyak 48,4 persen responden lebih banyak yang mendukung, sedangkan yang lebih tidak mendukung hanya 1,6 persen. "Sebanyak 39 persen sama saja, lalu 11 persen diketahui tidak tahu/tidak jawab," ujarnya.

Isu lain yang juga mempengaruhi dinamika yaitu isu mengenai naiknya kurs dolar. Berbeda dengan kunjungan Jokowi ke Lombok, isu naiknya kurs dollar justru menurunkan dukungan terhadap pasangan Jokowi - Ma'ruf.

"Sebanyak 83,8 persen menyatakan khawatir dengan kondisi perekonomian akan semakin memburuk jika nilai Rupiah terhadap dolar semakin besar," jelas Ardian.

Ardian mengungkapkan, hasil survey juga menyebut sejumlah nama yang dirasa paling bertanggung jawab. Menteri Keuangan Sri Mulyani dianggap sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab sebesar 39,2 persen. Disusul Presiden Joko Widodo sebesar 29 persen, dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution sebesar 10,7 persen.

"Efeknya terhadap Jokowi dari hal ini, 50 persen menyatakan sama saja, 20,9 persen lebih tidak mendukung, 14,1 persen lebih mendukung, sisanya tidak tahu tidak jawab," ujarnya.

Untuk diketahui LSI Denny JA menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1200 responden. Wawancara dilakukan dengan tatap muka, dan margin of error sebesar 2,9 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement