Kamis 27 Sep 2018 18:27 WIB

Kuota Penerimaan CPNS Kota Yogyakarta Belum Ideal

Pemkot harus tetap menjalankan sesuai dengan keputusan pemerintah pusat.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pengurusan SKCK sebagai syarat pendaftaran CPNS.
Foto: Antara.
Pengurusan SKCK sebagai syarat pendaftaran CPNS.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengungkapkan kuota penerimaan CPNS yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yaitu sebanyak 356 orang, belum ideal. Pihaknya, sebelumnya telah mengajukan kuota sebanyak 813 orang kepada pemerintah pusat.

Menurut Heroe, karena yang disetujui tidak sesuai dengan yang diajukan, maka akan terjadi kekurangan tenaga kerja. Untuk itu, pihaknya akan menambah tenaga ahli dengan menghadirkan tenaga lain di bawah lingkup pemerintah kota.

"Jadi kalau akhirnya disetujui segitu ya berarti kita harus melakukan penambahan kekuatan," kata Heroe, di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (27/9).

Ia pun menjelaskan, penambahan tenaga yang diajukan sudah sesuai untuk menutupi jumlah tenaga kerja yang selama ini memang sudah berkurang. Namun, karena yang disetujui 356 maka pihaknya harus tetap menjalankan sesuai dengan keputusan pemerintah pusat.

"Sebenarnya kan selama ini juga sudah berkurang. Tapi idealnya kemarin kita sudah meminta sebanyak 813. Tapi karena hanya 356 ya tetap saja kita jalan karena selama ini sudah di back up sama tenaga teknis lain," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Yogyakarta, Maryoto, menuturkan pihaknya pun telah merevisi penetapan formasi 356 yang disetujui tersebut. Namun, formasi itu tidak sesuai dengan formasi yang diajukan. Sehingga dilakukan revisi.

"Misalnya kelebihan pada dokter spesialis, awalnya dokter spesialis itu ditetapkan 24, tapi kebutuhan cuma 12. Kita ajukan lagi untuk direvisi. Kita tambahkan ke formasi lain tapi masih dalam satu bentuk. Tidak boleh formasi kesehatan terus kita alihkan ke formasi non kesehatan, itu tidak boleh," katanya,

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement