REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bos Panasonic Indonesia yang juga mantan menteri perdagangan Rachmat Gobel membangun pusat inovasi agrobisnis di Provinsi Gorontalo. Ada berbagai jenis komoditas yang ditanam di tempat tersebut.
"Kalau bertani di sini katanya bakalan gagal terus. Kita perlu teknologi dan bisa membuktikannya dengan nyata bahwa kita bisa kalau kita mau," ujar Gobel dalam siaran pers, Jumat (28/9).
Menurutnya, teknologi pengairan dan manajemen agrobisnis modern bisa diterapkan di seluruh Gorontalo.
Pusat inovasi yang pertama dibangun adalah Demplot PT Rajatani Agro Nusantara. Demplot atau Demontration Plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani.
Demplot ini bertujuan memperlihatkan cara dan hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani. Demplot yang dibangun pada April 2018 ini menjadi tempat percontohan bagi petani Gorontalo.
Strategi Demplot Rajatani dimulai dari pengolahan tanah, penyemaian benih, penanaman semaian, antisipasi penyakit, pembasmian serangga, penghitungan biaya tanam, sampai menangani panen. Termasuk manajemen air menggunakan air tanah melalui sumur dan pengelolaan pertanian modern.
Gobel mengatakan, manajemen strategi tersebut menjadikan tanah itu mampu menghasilkan berbagai produk pertanian unggul seperti padi, jagung, buah-buahan dan sayuran. Padahal, kata dia, lahan itu dulunya dianggap lahan kutukan oleh masyarakat setempat.
Pimpinan Demplot PT Rajatani Agro Nusantara yang Anne Sri Arti mengatakan, ada belasan komoditas yang ditanam di pusat inovasi agrobisnia tersebut. Beberapa di antaranya adalah cabai rawit, tomat, kol dataran rendah, timun, edamame atau kedelai jepang, jagung dan padi, singkong untuk pasokan industri dan sereh wangi.
Anne menjelaskan, menjadikan masyarakat desa bangga sebagai petani adalah program dari pengusaha Rachmat Gobel untuk membangun pertanian di Gorontalo. Mimpi besarnya yaitu menjadikan Gorontalo sebagai daerah berkedaulatan pangan dan menjadi lumbung pangan untuk Indonesia Timur.
Sebelumnya, lahan yang dijadikan proyek pertama demplot oleh Rachmat Gobel ini disebut masyarakat sebagai lahan kutukan. Alasannya, lahan tersebut tidak bisa digunakan untuk bertani. Menurut masyarakat setempat, jika dipaksakan untuk bercocok tanam bisa dipastikan gagal.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement