REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menyebut masalah Rohingya tidak harus diperumit dan menjadi permasalahan internasional. Pernyataan itu disampaikan Cina saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana membentuk sebuah badan untuk menemukan bukti pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB memberikan suara pada Kamis (27/9) untuk membentuk badan itu. Badan itu juga akan menyelidiki kemungkinan genosida di negara bagian Rakhine di Myanmar barat. Cina, Filipina, dan Burundi menentang langkah itu. Namun langkah itu didukung oleh lebih dari 100 negara.
Selama setahun terakhir, lebih dari 700 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh menyusul tanggapan militer terhadap serangan pos keamanan oleh gerilyawan Rohingya.
PBB telah menyebut tindakan Myanmar sebagai "pembersihan etnis". Namun tuduhan itu ditolak oleh Myanmar. Myanmar menyalahkan gerilyawan Rohingya untuk sebagian besar laporan tentang kekejaman.