REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Temu Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia di Yogyakarta pada 26 hingga 28 September 2018. Kegiatan tersebut diikuti oleh 68 orang perwakilan dari 58 PTKIN se-Indonesia.
Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan, Syafriansyah hadir mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam pada acara Temu Dema PTKI tersebut. Dia mengatakan, mahasiswa saat ini harus berfikir besar pada persoalan-persoalan hajat hidup orang banyak.
Mahasiswa bisa berjihad memperjuangkan kesetaraan anggaran yang berpihak kepada komunitas civitas akademika PTKI. "Kalau hanya berpikir tentang UKT/ BKT dan konflik internal di kalangan mahasiswa, saya anggap kalian masih berpikir hal kecil," kata Syafriansyah, Kamis (27/9).
Menurutnya, salah satu bentuk jihad mahasiswa adalah memperjuangkan peningkatan penerima Beasiswa Bidikmisi di kalangan mahasiswa PTKI yang saat ini masih terlihat timpang jika dibandingkan dengan PTUN. Persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan seperti kepemimpinan nasional, berbagai tindakan intoleransi dan radikalisme juga adalah persoalan besar yang menghendaki mahasiswa harus turun gunung.
Dia berharap mahasiswa PTKI mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya di kancah nasional bahkan internasional. Sebab mahasiswa PTKI tidak kalah prestasinya jika dibandingkan dengan mahasiswa lain di Indonesia.
Kepala Seksi Kemahasiswaan Kementerian Agama RI, Ruchman Basori menambahkan, tantangan aktivis Organisasi Mahasiswa (Ormawa) saat ini sangat kompleks terutama dalam merespons kebutuhan generasi milenial. Sebuah era baru yang membutuhkan perubahan paradigma berfikir, strategi dan bentuk kegiatan kemahasiswaan yang menarik.
"Ada 39 persen kelompok milenial termasuk mahasiswa yang membutuhkan strategi baru agar dapat didayagunakan untuk memenuhi sumber daya pembangunan," kata Ruchman melalui keterangan tertulis kepada //Republika.co.id, Jumat (28/9).
Ruchman menegaskan, mahasiswa PTKI harus mampu merespons persoalan kebangsaan dan global dengan baik. Persoalan menurunnya nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan anak muda kepada negara serta bangsanya harus disikapi dengan serius agar tidak menyesal di masa yang akan datang.