REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Perwakilan Taliban akan bertemu dengan delegasi pemerintah Afghanistan di Arab Saudi pada pekan ini. Pertemuan tersebut membahas tentang pemilihan legilatif Afganistan bulan depan.
"Mereka meminta kami untuk membantu mereka menciptakan pemilihan legislatif yang damai," kata salah satu pimpinan Taliban yang tidak disebutkan namanya, Jumat (28/9).
Dalam pertemuan tersebut juga akan membahas janji pemerintahan Afghanistan membebaskan tiga tahanan anggotan Taliban. Pertemuan tersebut dilakukan sebelum pemilihan yang dilakukan pada 20 Oktober.
"Delegasi Afghanistan sudah setuju dengan kami untuk membebaskan para tahanan," kata pemimpin Taliban tersebut.
Pemilihan legislatif di Afghanistan sempat terhambat karena kekhawatiran terjadi serangan saat musim kampanye dan pemungutan suara berlangsung. Memastikan pemilihan terjadi dengan lancar dan tanpa kekerasan menjadi prioritas pemerintahan Afganistan dan mitra internasional mereka.
Untuk memastikan pemilihan berjalan lancar pemerintahan Afghanistan berjanji membebaskan tiga tahanan yang berafiliasi dengan Taliban. Mereka yang dibebaskan hanya mendapatkan tuduhan ringan.
Pemimpin Taliban juga mengatakan pemerintah Afghanistan tengah membagi kategori para tahanan yang akan dibebaskan di masa mendatang. Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani dan Kementerian Luar Negeri AS menolak memberi tanggapan.
Juru bicara resmi Taliban Zabihullah Mujahid juga belum menanggapi kabar tersebut. Taliban yang menganggap pemerintahan sah Afghanistan dipaksakan oleh kekuatan asing biasanya mereka hanya ingin berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri AS tapi juga sering mengadakan kontak dengan pemerintah lokal.
Awal tahun ini, AS menolak berbicara dengan Taliban. AS hanya bersedia berpartisipasi dalam pembicaraan perdamaian yang dipimpin oleh pemerintah Afghanistan dengan Taliban di Doha, Qatar pada Juli lalu.
Pertemuan di Arab Saudi dilakukan setelah rencana pertemuan tersebut gagal dilakukan. Pemimpin Taliban itu mengatakan senior-seniornya tidak mau berbicara dengan pemerintahan Afganistan.
"Beberapa senior kami tidak mau berbicara dengan pemerintahan Afghanistan karena sampai sekarang kami melihat mereka sebagai boneka dan menolak bertemu mereka, tapi upaya pertemuan dengan AS gagal karena beberapa alasan tertentu," kata pemimpin Taliban.
Permintaan AS untuk melakukan gencatan senjata tidak disetujui oleh beberapa pemimpin Taliban. Sehingga tidak ada pertemuan resmi tapi beberapa pertemuan tidak resmi yang sempat dilakukan.
"Kesepakatan kami untuk mengadakan pertemuan tersebut hanya untuk mendiskusikan pertukaran tahanan dan menghapus beberapa nama orang-orang kami dari daftar hitam PBB sehingga mereka bisa berpergiaan," kata salah satu pejabat Taliban tersebut.