REPUBLIKA.CO.ID, AUGSBURG -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan ia siap membahas isu sensitif Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan dalam kunjungannya ke Jerman. Kunjungan Erdogan ke Jerman diikuti demonstrasi besar yang memprotes situasi HAM di Turki.
"Situasi HAM bukanlah seperti yang ingin saya bayangkan," kata Merkel di Augsburg, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Jumat (28/9).
Merkel mengatakan jika ada sesuatu yang tidak pantas untuk dikritik maka ia akan menyensornya. Ia juga mengatakan Turki bukan satu-satunya negara yang tidak menghargai HAM.
Merkel ditekan untuk membahas isu HAM dengan Erdogan. Kunjungan Erdogan tersebut menjadi kontroversi di tengah meningkatnya persepsi presiden Turki membawa negaranya menjadi negara otoriter. Hubungan Turki dan Jerman memburuk setelah kudeta gagal pada tahun 2016 lalu. Pemerintah Erdogan menangkap banyak jurnalis, prajurit, dan pegawai negeri sipil yang dianggap terlibat dalam kudeta tersebut. Ada beberapa warga negara Jerman yang juga ikut ditangkap.
Menteri Hubungan Eropa di Kementerian Luar Negeri Jerman Michael Roth meminta Erdogan menghentikan sistem otoriter di negaranya. Ia juga meminta presiden Turki tersebut menegakan demokrasi.
"Harapan kami jelas, membebaskan orang-orang Jerman yang telah ditangkap karena alasan politik, dan akhirnya gerakan menuju demokrasi dan supremasi hukum," katanya.
Baik Merkel maupun Roth sama-sama menolak tanggapan Jerman akan membantu Turki yang sedang mengalami krisis ekonomi. Roth mengatakan beberapa perusahaan Jerman akan berinvestasi ke Turki lagi jika negara tersebut menegakan demokrasi dan prinsip konstitusional.
Erdogan lebih dulu mengunjungi Masjid Agung di Cologne. Kedatangannya itu memicu demontrasi yang memprotes penangkapan para jurnalis dan otoritarianisme yang muncul di Turki setelah kudeta gagal.
Kabarnya akan ada demonstrasi besar di Berlin Postdam Square. Demonstrasi tersebut akan berjudul "Erdogan tidak Diterima". Diperkirakan akan ada 10 ribu orang yang akan menghadiri demonstrasi tersebut.
Baca: Kanada Copot Kewarganegaraan Kehormatan Aung San Suu Kyi