Jumat 28 Sep 2018 18:09 WIB

Soal Reklamasi, Warga Muara Angke Terima Kasih ke Anies

Reklamasi membuat para nelayan susah mencari ikan.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menunjukkan Tabel Verfikasi Pulau-Pulau Reklamasi yang digunakan sebagai rujukan pencabutan izin sebanyak 13 pulau reklamasi di wilayah Jakarta Utara, dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menunjukkan Tabel Verfikasi Pulau-Pulau Reklamasi yang digunakan sebagai rujukan pencabutan izin sebanyak 13 pulau reklamasi di wilayah Jakarta Utara, dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga di Muara Angke, Jakarta Utara, mendukung keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menghentikan izin reklamasi di Teluk Jakarta karena akan membawa dampak positif bagi nelayan. Pasalnya reklamasi membuat nelayan susah mencari ikan.

"Itu positif, karena selama ini nelayan kecil cari ikannya kan cuma di sekitar pinggir (pesisir) sini," tutur Supendi, salah seorang warga kampung nelayan Muara Angke di Jakarta, Jumat.

Supendi menjelaskan, reklamasi yang sejatinya sudah dimulai sejak 2010 itu berdampak pada menurunnya pendapatan nelayan saat mencari ikan.  Terutama bagi para nelayan yang memiliki tambak kerang ijo yang berada tidak jauh dari Pulau D di dekat kawasan elite Pantai Indah Kapuk.

"Kita aja susah cari ikannya karena ikan pada pergi, apalagi mereka yang punya tambak kerang ijo. Airnya jadi kotor, kerangnya jadi kecil-kecil. Mau mendekat ke tambak mereka juga suka dilarang keamanan pulau reklamasi," tutur Supendi.

Baca juga, Anies Mengaku Siap Hadapi Gugatan Pengembang Pulau Reklamasi.

Sementara itu, warga lainnya juga mendukung penghentian izin proyek reklamasi Teluk Jakarta.  Salah seorang warga, Fajar, sangat berterima kasih kepada pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mau mengeluarkan keputusan baik tersebut.

"Sejak ada pulau itu (reklamasi) aktivitas jadi terganggu banget. Soalnya di sini kan airnya dangkal, kalau lepas jaring dan ada kapal proyek yang lewat otomatis kan jadi nabrak. Jaring kita rusak, gak dapat apa-apa," kata Fajar.

Selain itu, gelombang air yang dihasilkan dari kapal-kapal proyek reklamasi yang berukuran besar juga mengakibatkan ikan pergi menjauh dari area penangkapan ikan.

Oleh karena itu, Fajar juga mendukung keputusan penghentian tersebut dan berharap tidak ada lagi proyek reklamasi yang bisa berdampak buruk bagi ekonomi nelayan tradisional di Teluk Jakarta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement