Sabtu 29 Sep 2018 09:23 WIB

Mengungkap Penyebar Video Hoaks Kasus Haringga

Persib terancam mendapat sanksi berat atas insiden tewasnya Haringga.

Kronologi tewasnya Haringga
Foto: Dok Republika
Kronologi tewasnya Haringga

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Frederikus Bata, Abdullah Sammy

Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan seluruh pihak bisa dikenai sanksi terkait kasus meninggalnya salah satu suporter Persija, Haringga Sirla. Ketua Komdis PSSI Asep Edwin mengaku pihaknya segera memutuskan siapa saja pihak yang bersalah dalam kasus pengeroyokan Haringga oleh oknum suporter Persib Bandung, beberapa waktu lalu.

Asep mengatakan siapa saja pihak yang diputus bersalah akan dikenakan sanksi atau hukuman. Hal itu bergantung pada hasil investigasi yang dilakukan tim investigasi PSSI.

Ia menegaskan pihaknya segera mengumumkan putusan saat kesimpulan sudah diperoleh. "Semua bergantung pada hasil investigasi. Dalam waktu dekat kita umumkan. Klub bisa kena, panpel (panitia pelaksana) juga, intinya siapa pun yang bersalah akan dikenakan hukuman," kata Asep, Jumat (28/9).

Tim investigasi PSSI, lanjut dia, sedang bekerja untuk mengumpulkan semua data. Pihak Komdis pun terus berdiskusi mendengarkan keterangan-keterangan serta melihat bukti-bukti terkait.

Asep menuturkan, PSSI memahami insan sepak bola Indonesia menunggu keputusan mereka. Namun, berbagai proses menuju tahapan tersebut sedang dikerjakan. "Belum bisa diputuskan, tunggu resminya," ujar Asep.

Ia menjelaskan, dalam Kode Disiplin PSSI, semua sudah diatur. Ada sanksi dari tahapan paling ringan, mulai dari teguran untuk sebuah tim sampai tim tersebut didiskualifikasi dari sebuah kompetisi.

Hasil investigasi tidak hanya mengarah pada klub. Ada poin-poin yang mengatur penonton, pemain, panpel, dan ofisial bisa dikenakan hukuman jika terbukti melakukan pelanggaran.

Persib Bandung terancam mendapat sanksi berat akibat kasus tersebut. Sanksi dapat menyasar pada suporter secara umum ataupun klub. Pelatih Persib Mario Gomez menilai untuk mencegah kejadian serupa terulang, suporter butuh edukasi yang mendalam.

Edukasi ini untuk membuka mata suporter bahwa rivalitas tak mesti berujung dengan kekerasan. Sebab, di luar negeri saja, dua klub yang punya riwayat perseteruan panjang, seperti Barcelona dan Real Madrid, tetap bisa meredam kekerasan.

“Kamu bisa kalah, imbang, atau menang. It’s ok, itu yang menyenangkan dari sepak bola. Jadi, sangat penting untuk kita mengambil contoh dari sini. Di Spanyol, ketika Barcelona dan Real Madrid bertanding, semua datang ke lapangan dan tidak ada masalah. Tidak ada kemarahan apa pun,” ujar pria yang pernah menjadi asisten pelatih Hector Cuper di Valencia itu, seperti dilansir laman resmi Persib, Jumat (28/9).

Edukasi kepada suporter jangan dilakukan setengah-setengah. Edukasi harus dilakukan secara jangka panjang dengan melibatkan divisi suporter terkecil hingga terbesar.

“Solusinya edukasi. Edukasi dahulu kepada seseorang yang paling berpengaruh terhadap situasi ini. Lalu teruskan perdamaian, jangan benci orang ini, jangan lukai orang ini, jangan berkelahi,” kata Gomez.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement