Sabtu 29 Sep 2018 13:43 WIB

Kementan Perluas Kawasan Bawang Putih di Lereng Ciremai

Lereng Gunung Ciremai sangat potensial untuk ditanami bawang putih

Red: EH Ismail
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat meninjau kawasan sayuran di Desa Argalingga dan Sadarehe, Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, Jumat (28/9)
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat meninjau kawasan sayuran di Desa Argalingga dan Sadarehe, Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, Jumat (28/9)

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Kementerian Pertanian berupaya mengejar target swasembada bawang putih dengan memperluas kawasan produksi bawang putih. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuka lahan baru.

Langkah lain yang dilakukan Kementan yaitu membangkitkan kembali daerah-daerah yang dulu di era 1990-an pernah sukses mengembangkan bawang putih. Utamanya di daerah kaki gunung seperti gunung Sumbing-Sindoro (Temanggung, Wonosobo dan Magelang), gunung Lawu (Karanganyar, Magetan), gunung Arjuno (Malang, Kota Batu), gunung Bromo (Probolinggo), gunung Wilis (Lumajang), dataran tinggi Dieng Banjarnegara, gunung Ijen (Banyuwangi), gunung Rinjani (Sembalun, Lombok Timur) dan sebagainya.

"Kawasan sayuran di lereng Gunung Ciremai Majalengka Jawa Barat termasuk sangat potensial dibangkitkan kembali bawang putihnya,” kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat meninjau kawasan sayuran di Desa Argalingga dan Sadarehe, Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, Jumat (28/9).

Lokasi tersebut saat dijadikan contoh bawang putih oleh salah satu importir yang menggunakan teknologi pengairan sprinkle. Prihasto menyebut, kawasan tersebut potensial menjadi salah satu sentra bawang putih terbesar di Indonesia. "Potensi lahan bawang putih tersedia di kaki gunung Ciremai yang legendaris tak kurang dari 1.000 hektar dengan ketinggian lahan diatas 1.200 mdpl. Sangat cocok dikembangkan bawang putih. kuncinya, air harus tersedia, benih berkualitas dan petani semangat. Kalau 3 hal itu terpenuhi, saya optimis Majalengka bisa jadi lumbung bawang putih nasional", tukasnya.

Lebih lanjut Prihasto menegaskan, potensi lahan bawang putih di Indonesia sangat mencukupi, baik untuk kegiatan APBN, swadaya maupun wajib tanam importir. Saat ini sudah teridentifikasi potensi lahan lebih dari 725ribu hektar, tersebar di 51 Kabupaten.

“Belum termasuk sekitar 40 kabupaten yang sedang proses identifikasi oleh Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian. Jadi kalau ada pihak-pihak yang menuding kita kekurangan lahan, mungkin dia telat informasinya.  Mungkin importir tertentu yang memang sengaja cari alasan untuk menghindari wajib tanam,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Majalengka, Wawan Suwandi, menyatakan kawasan produksi bawang putih diwilayahnya akan dikonsentrasikan di Kecamatan Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Cikijing sesuai agroklimatnya. "Harapannya nanti bisa terbentuk klaster bawang putih yang cukup luas di Majalengka. Saat ini setidaknya tercatat 5 investor yang masuk dan sudah kontrak kerjasama dengan kelompoktani. Mereka umumnya importir yang kena wajib tanam. Totalnya seluas 550 hektar sampai 2020. Benih yang banyak ditanam Great Black Leaf asal Taiwan sesuai rekomendasi pusat", ungkap Wawan.

Menurut Wawan, memasuki musim hujan pada Oktober hingga November, akan dimulai penanaman bawang putih dalam skala yang lebih luas.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement