Ahad 30 Sep 2018 15:54 WIB

Bila Tsunami Terjadi di Padang, ke Mana Harus Evakuasi Diri?

Radius 2,5 km dari pantai selalu siap-siap kalau gempa di atas 6 SR

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Anak-anak bermain di bangunan yang runtuh akibat gempa 30 September 2009, di kawasan gedung juang Padang, Sumatra Barat, Jumat (29/9). Delapan tahun pascagempa yang mengakibatkan sekitar seribu orang tewas tersebut digelar acara peringatan di Monumen Gempa Padang pada Sabtu (30/9).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Anak-anak bermain di bangunan yang runtuh akibat gempa 30 September 2009, di kawasan gedung juang Padang, Sumatra Barat, Jumat (29/9). Delapan tahun pascagempa yang mengakibatkan sekitar seribu orang tewas tersebut digelar acara peringatan di Monumen Gempa Padang pada Sabtu (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/9) lalu seolah mengingatkan lagi warga Kota Padang, Sumatra Barat bahwa mereka tinggal di atas zona dengan kerentanan bencana geologi yang cukup tinggi. Apalagi, Ahad (30/9) ini tepat 9 tahun gempa bumi bermagnitudo 7,6 Skala Richter mengguncang Kota Padang pada 2009 lalu.

Memori kelam yang pernah dialami 9 tahun lalu, ditambah bencana yang baru saja terjadi di Sulawesi Tengah, cukup membuat warga Padang terus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Namun perlu diingat, berbeda dengan gempa Padang 2009, gempa di Palu diikuti dengan tsunami. Berkaca pada kejadian di Palu dan Donggala, ke mana warga Padang bisa mengevakuasi diri bila gempa bumi diikuti tsunami?

Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengingatkan bahwa seluruh warga Kota Padang yang tinggal dalam radius 2,5 kilometer (km) harus 'bersiaga' bila gempa terjadi sewaktu-waktu. Salah satu yang perlu diingat oleh warga adalah jalur evakuasi dan titik-titik lokasi shelter tsunami berada. Shelter merupakan bangunan yang dirancang tahan gempa dan mampu dijadikan tempat berlindung bila tsunami datang.

"Radius 2,5 km dari pantai selalu siap-siap kalau gempa di atas 6 SR, kita siap-siap dan jaga-jaga mana tahu tsunami datang bisa selamatkan diri," ujar Nasrul, Ahad (30/9).

Sebelumnya, Sekretaris BPBD Sumbar Eli Yusman menyebutkan bahwa Kota Padang memiliki 42 shelter berupa gedung perkantoran, hotel, masjid, atau shelter yang memang dibangun oleh BPBD Sumatra Barat. Salah satu shelter yang memang dibangun oleh pemerintah dan BPBD Sumbar yakni shelter yang terintegrasi langsung dengan Masjid Darussalam Tabing.

Selain itu, sejumlah shelter yang bangunannya dirancang tahan gempa dan tsunami di antaranya adalah Gedung Kantor Gubernur Sumatra Barat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, dan Markas Polda Sumbar, ketiganya berada di Jalan Jenderal Sudirman. Bangunan Masjid Raya Sumbar juga dirancang tahan gempa dan bisa dijadikan tempa penampungan bila terjadi tsunami. Selain itu, bangunan Pasar Raya Padang yang baru juga sudah dirancang tahan gempa dan tsunami.

Masyarakat bisa mengevakuasi diri menuju gedung-gedung tersebut bila ada peringatan dini tsunami. Tentunya, setelah sebelumnya menjalankan prosedur penyelamatan diri saat gempa bumi terjadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement