Senin 01 Oct 2018 00:49 WIB

Nonton G30S Bakal Jadi Agenda Tahunan Partai Berkarya

Partai Berkaray menyadari film itu memang mengandung pro dan kontra

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso
Foto: Ist
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Berkarya mengajak 570 calon anggota legislatif (caleg) untuk menyaksikan pemutaran film G30S/PKI di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Ahad (30/9) malam. Partai Berkarya berencana menggelar acara nonton bareng film G30S/PKI kepada para anggotanya hingga masyarakat luas setiap tahun pada 30 September.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menyatakan agenda nonton bareng itu harus diupayakan agar para anggota dan masyarakat bisa mengingat kembali situasi politik kelam di masa lalu. "Saya pastikan iya. Ini nanti tradisi yang kami lakukan per tahun agar generasi-generasi penerus selalu menyadari bahwa hal itu tidak boleh terulang," kata Priyo di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Ahad.

Ia berpendapat, melalui film itu bangsa Indonesia bisa belajar bahwa pada masa depan tidak boleh ada kekuatan politik yang menggunakan kekerasan untuk membenamkan kekuatan politik lainnya. "Ke depan tidak boleh ada kekuatan politik yang sangat digdaya dan menggunakan kekuasaan untuk membenamkan kekuatan politik lain," katanya.

Ia pun mengucap Partai Berkarya berkomitmen menjaga keutuhan bangsa. "Insya Allah kalau Partai Berkarya menjadi kekuatan politik, kami menjamin setia pada NKRI menjaga keragaman bangsa. Kami berkomitmen untuk itu," katanya.

Di sisi lain, Priyo menyadari film itu memang mengandung pro dan kontra terkait fakta sejarah kejadian G30S. Kendati demikian, ia berharap masyarakat bisa mengambil garis besar dalam film ini yaitu sebuah situasi politik suram yang tak boleh terulang.

"Bahwa ada sebagian ilmuan dan kelompok tertentu, mempertanyakan adalah hal yang wajar. Kritik itu tak apa-apa, diperbaiki juga tidak apa-apa, tetapi esensi dari keseluruhan film itu bahwa ada masa kelam di negeri ini," ucap Priyo.

Selain itu, Priyo menyatakan Partai Berkarya siap apabila pemutaran kembali film ini menuai kritik dari sejumlah elemen masyarakat. "Kami berterima kasih atas kritik itu. Akan tetapi, izinkanlah kami, Partai Berkarya sebagai elemen politik ingin menyerukan kepada masyarakat untuk nonton bareng secara nasional," kata dia.

Pembekalan caleg

Priyo mengatakan pemutaran film ini akan menjadi pembekalan bagi para caleg bahwa Indonesia pernah mengalami situasi politik kelam yang tidak boleh terulang. "Kami ingin membekali para caleg-caleg kami bahwa pada suatu masa, negeri ini pernah mengalami iklim politik yang pancaroba dan kelabu, yakni pengkhianatan PKI," kata Priyo.

Priyo berharap, para caleg yang menyaksikan kembali film ini bisa melihat dua sisi, yakni pengkhianatan yang tak boleh terulang dan sosok menonjol Mayjen Soeharto yang muncul untuk memimpin militer di masa sulit itu. "Peran Pak Harto sebagai pemimpin tegas dalam menumpas pengkhianatan itu, jadi ini pelajaran sejarah buat semua."

Pantauan di lokasi, para anggota Partai Berkarya memadati gedung pertunjukkan bersama sejumlah masyarakat umum. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto juga terlihat di kerumunan para anggota partai yang mayoritas mengenakan kemeja berkelir kuning.

Pemutaran film dimulai pada 19.30 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Sejumlah anggota partai dan masyarakat umum masih menyaksikan film berdurasi 4,5 jam itu hingga selesai, kendati sebagian lainnya ada yang meninggalkan lokasi secara satu per satu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement