Senin 01 Oct 2018 06:27 WIB

BNPB Perkirakan Korban Gempa dan Tsunami Bertambah

Kendala evakuasi yang dialami seperti listrik padam dan putusnya komunikasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Proses evakuasi pada Ahad (30/9) kemarin, tim gabungan menemukan sebanyak 832 korban yang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah ini akan terus bertambah mengingat parahnya dampak bencana dan proses evakuasi yang masih terus berjalan.

“Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi, diduga masih tertimbun bangunan runtuh, dan daerah yang belum terjangkau tim SAR,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada Ahad (30/9) malam.

Sutopo menerangkan daerah yang belum terjangkau tim SAR di antaranya Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong. Kendati demikian bantuan personel dan tim SAR gabungan terus berdatangan baik dari Basarnas, TNI, Polri, Kementrian ESDM.

Hingga saat ini lanjut Sutopo, pencarian telah dilakukan di pusat perbelanjaan, restoran dunia baru, pantai Talise, perumahan Balaroa, dan di Hotel Roa-Roa. Di hotel Roa-Roa saja BNPB menduga masih ada 60 orang yang tertimbun bangunan roboh.

Dari total pencarian sementara ujarnya, tercatat 832 orang meninggal dunia akibat tertimpa runtuhan bangunan, 540 orang mengalami luka-luka, dan 16.732 pengungsi yang tersebar di 24 titik.

 

Kendala yang dialami tambahnya yakni listrik yang masih padam, akses komunikasi terputus, alat berat terbatas, jumlah personel dan perlengkapan yang masih perlu tambahan, akses jalan yang rusak untuk pengiriman alat berat dari luar Palu, serta luasnya daerah yang terdampak tsunami dan gempa.

Gempa terjadi pada Jumat (28/9). Gempa berkekuatan 7,4 SR tersebut mengguncang keras Kabupaten Donggala dan membangkitkan tsunami di Palu.

Tingginya gelombang tsunami mencapai satu setengah meter di atas tanah. Gelombang tsunami tersebut menggulung bangunan di sekitar pantai Palu, pantai Donggala dan Pantai Mamuju.

BMKG pun pada saat itu langsung memberikan peringatan dini akan bahaya Tsunami pada pukul 17:02 WIB. Kemudian pada pukul 17:36 WIB BNPB menghentikan peringatan tsunami tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement