Senin 01 Oct 2018 08:00 WIB

Sejarah Hari Ini: Mao Zedong Bentuk Republik Rakyat Cina

Pembentukan RRC menandai selesainya proses panjang pergolakan pemerintah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Mao Zedong
Foto: Wikipedia
Mao Zedong

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Hari ini, pada 1 Oktober 1949, pemimpin Komunis Cina, Mao Zedong mendeklarasikan pembentukan Republik Rakyat Cina (RRC).

Pengumuman itu menandai akhir perang saudara berkepanjangan antara Partai Komunis Cina (PKC) dan Partai Nasionalis, atau Kuomintang (KMT) yang pecah setelah Perang Dunia II sejak 1920-an.

Pembentukan RRC juga menandai selesainya proses panjang pergolakan pemerintah di Cina yang dimulai oleh Revolusi Cina pada 1911. Jatuhnya Cina ke tangan komunis itu menyebabkan Amerika Serikat (AS) menangguhkan hubungan diplomatik dengan RRC selama beberapa dekade.

History State mencatat, Partai Komunis Cina didirikan pada 1921 di Shanghai. Komunis Cina bergabung dengan Tentara Nasionalis dalam Ekspedisi Utara di antara tahun 1926-1927. Tujuannya, guna menyingkirkan oposisi perang (Jepang) yang menghalangi pemerintahan Cina.

Kolaborasi tersebut berlangsung hingga 'white terror' atau pengekangan politik pada 1927, ketika Nasionalis malah mulai garang dengan Komunis. Mereka membunuh dan membersihkan Komunis dari partai.

Selama Perang Dunia II, dukungan dunia untuk Komunis meningkat. Para pejabat AS di Cina melaporkan penindasan kediktatoran terhadap perbedaan pendapat di daerah-daerah yang dikuasai Nasionalis.

Kebijakan-kebijakan Nasionalis yang tidak demokratis itu dikombinasikan dengan korupsi masa perang yang membuat Pemerintah Republik Cina disasar rentan terhadap ancaman Komunis.

PKC, pada bagiannya, mengalami keberhasilan dalam upaya awal dalam reformasi tanah dan dipuji oleh petani karena usahanya yang tak kunjung padam untuk melawan penjajah Jepang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement