Senin 01 Oct 2018 10:42 WIB

'Harmony of Indonesia' Hadirkan Sulawesi di Swiss

Warga Swiss menyambut antusias pameran khas Sulawesi di Bern ini.

Penari sedang beraksi pada Harmony of Indonesia di Bern, Swiss, kemarin. Pameran Sulawesi digelar di ibu kota Swiss itu oleh Kedubes Indonesia.
Foto: Kedubes Swiss
Penari sedang beraksi pada Harmony of Indonesia di Bern, Swiss, kemarin. Pameran Sulawesi digelar di ibu kota Swiss itu oleh Kedubes Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID Alunan lembut lagu angin mamiri dan hentakan lincah tarian poco-poco mengiringi pembukaan “Harmony of Indonesia” di Kota Bern, 29 September 2018. Cuaca berangin musim gugur tidak menyurutkan ribuan orang hadir dan memeriahkan acara di pusat ibu kota Swiss, tepatnya di alun-alun Weisenhausplatz, Kota Bern.

Pameran produk perdagangan dan budaya “Harmony of Indonesia”  ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern-Swiss dengan menghadirkan Pemerintah-pemerintah daerah di Sulawesi.

Sebanyak 20 stand berjualan atau memamerkan produk unggulan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Luwu, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, serta stand dari Kementerian Pariwisata RI, Sinar Indonesia Display, dan Pasar Indonesia.

photo
Dubes Indonesia untuk Swiss Prof Muliaman Hadad (tengah berkaca mata) berfoto bersama peserta Harmony of Indonesia di Bern, Swiss, kemarin.

Duta Besar RI untuk Swiss, Prof Muliaman Hadad, dalam sambutan pembukaannya, mengajak para hadirin di lapangan Weisenhausplatz Kota Bern untuk sejenak mengheningkan cipta dan berdoa bersama atas bencana gempa tsunami yang menghantam Kota Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah.

“Kekuatan Sulawesi terletak pada harmonisasi keragaman budaya dan potensi ekonomi yang luar biasa. Itulah mengapa acara ini diberi judul Harmony of Indonesia,” ujar Dubes Muliaman. “Melalui pameran perdagangan dan budaya ini, produk-produk unggulan asal Sulawesi, seperti single origin coffee dan kakao, dikenalkan lebih luas kepada publik di Swiss.”

Wakil Gubernur Sulewesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, yang turut hadir dan membuka Harmony of Indonesia mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mendukung penuh acara Harmony of Indonesia. Ia mendatangkan produk-produk unggulan, pengusaha, juga penampilan budaya dari Sulawesi Selatan.

Harmony of Indonesia sukses menghadirkan nuansa Sulawesi di Negeri Alpen Swiss. Setiap stand dihias dengan kain Laming Makassar, kain Sarita Toraja, dan aksesoris khas daerah masing-masing. Para penjaga stand juga tidak mau kalah mengenakan pakaian khas daerah dan berlomba-lomba menampilkan tari-tarian.

Selain menampilkan produk kerajinan tangan dan produk-produk UKM, kuliner khas Sulawesi juga turut menghangatkan musim gugur di ibukota Swiss, seperti coto Makassar, konro bakar, konro kuah, es palu butung, dan es pisang hijau. Cuaca dingin tidak menyurutkan ratusan orang Swiss mengantri mencoba es palu butung khas Kota Makassar.

“Saya beberapa kali datang ke Jakarta untuk tujuan bisnis, tapi belum pernah sampai ke Sulawesi," tutur Barbara Moeckli, warga Zurich yang sengaja datang Bern.

Begitu mendengar informasi tentang Harmony of Indonesia bertema Sulawesi, ia mengaku datang karena penasaran sekali dengan kuliner khas Sulawesi. "Ternyata benar lezat dan tidak rugi datang jauh-jauh dari Zurich ke Bern," kata Barbara sambil melahap konro bakar dan sirup markisa.

Didi Moningka, warga asal Manado yang tinggal di Bern sejak 1975, mengatakan sejak empat puluh tahun di Swiss, baru kali ini ada acara yang menghadirkan lengkap satu pulau Sulawesi dari Utara hingga Selatan. Yang ditampilkan, mulai produk, pakaian, lagu, makanan, hingga tari-tarian.

Ditambahkan oleh Ketua Panitia sekaligus Fungsi Ekonomi KBRI Bern, Nuradi Noeri, Harmony of Indonesia merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Business Forum dan Pameran produk dan budaya.

"Kemarin (28/9), kami telah menyelenggarakan Business Forum yang dihadiri oleh ratusan pengusaha dari Sulawesi dan Swiss. Sementara hari ini (29/9), pameran produk dan budaya ditujukan untuk outreach yang lebih luas tentang keunggulan-keunggulan Sulawesi kepada publik Swiss."

Meskipun tertajuk utama Sulawesi, panganan populer Indonesia hasil kreasi warga juga hadir menghangatkan perut orang Swiss di musim gugur, seperti nasi padang, bakmi goreng, sate ayam, dan bajigur.

sumber : Siaran Pers Kedubes Swiss
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement