Senin 01 Oct 2018 13:28 WIB

Tingkat Konsumsi Alkohol Mahasiswa Inggris Mengkhawatirkan

Satu dari lima mahasiswa Inggris diketahui berniat mabuk minimal sekali sepekan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Minuman beralkohol di minimarket. (Prayogi/Republika)
Foto: Republika/Prayogi
Minuman beralkohol di minimarket. (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Serikat Mahasiswa Nasional Inggris (National Union of Students atau NUS) menganggap tingkat konsumsi alkohol di antara mahasiswa cukup mengkhawatirkan. Satu dari lima mahasiswa Inggris diketahui berniat mabuk minimal sekali sepekan.

Data yang dikumpulkan serikat tersebut mengungkap, sekitar 60 persen mahasiswa peminum sulit menahan diri untuk tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak. Sebanyak 38 persen mengatakan alkohol membantu mereka rileks dan bersosialisasi.

Baca Juga

Survei yang digagas YouGov turut menganalisis 2.215 mahasiswa perguruan tinggi di Inggris. Dari jumlah tersebut, 23 persen minum alkohol antara dua sampai tiga kali sepekan sementara dua persen minum hampir setiap hari.

Sebanyak 79 persen mahasiswa sepakat bahwa minum minuman keras adalah bagian dari kultur universitas di negara tersebut. Namun, terdapat 21 persen mahasiswa yang bukan peminum, baik tidak pernah melakukannya atau sudah berhenti.

Ada juga 10 persen responden yang menganut konsumsi alkohol secara bertanggung jawab dan mengikuti aturan aman di kampus. Akan tetapi, hanya satu persen mahasiswa yang aktif menjadi bagian dari kampanye atau menyuarakan hal itu.

Wakil Presiden NUS, Eva Crossan Jory, mengatakan bahwa kebiasaan minum itu secara umum cukup berlebihan. Untungnya, masih ada mahasiswa yang secara sadar dan aktif membuat keputusan tentang pilihan mereka untuk tidak minum atau membatasi alkohol.

"Kami akan mendorong institusi dan himpunan mahasiswa untuk lebih terlibat dalam proyek "Alcohol Impact" untuk mengurangi perilaku minum alkohol berisiko tinggi," kata Jory, dikutip dari laman The Northern Echo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement