Senin 01 Oct 2018 16:03 WIB

Menlu Austria Berpidato dengan Bahasa Arab di Sidang PBB

Ia menyebut bahasa Arab adalah bahasa yang indah dan bagian dari peradaban.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Sidang PBB
Foto: reuters
Sidang PBB

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl adalah seorang poliglot. Ia menguasai beberapa bahasa dan dapat menggunakannya dengan cukup baik.

Pada Sabtu (29/9) lalu, ia menjadi pusat perhatian ketika berpidato menggunakan bahasa Arab di sidang Majelis Umum PBB. “Bahasa Arab adalah bahasa yang indah dan penting, dan bagian dari peradaban Arab dan peradaban kuno,” katanya dilaporkan UN News dan dikutip laman Al Araby.

“Saya juga belajar di Lebanon selama tahun-tahun peperangan. Saya belajar bagaimana orang-orang melanjutkan hidup mereka terlepas dari segala rintangan dan kesulitan. Ini adalah rahasia hidup,” ucap Kneissl.

Setelah berbahasa Arab, ia kemudian melanjutkan pidatonya dengan menggunakan bahasa Prancis, Spanyol, dan Inggris. Dalam pidatonya, Kneissl menyampaikan beberapa isu seperti pemanasan global, kesetaraan gender, masa depan kesepakatan nuklir Iran, dan solusi politik konflik Suriah.

Di sela-sela pidatonya, Kneissl mengucapkan terima kasih kepada para penerjemah karena kesabaran dan kesenangan mereka menerjemahkan pidatonya yang menggunakan beberapa bahasa.

Kendati berpidato menggunakan bahasa Arab, Kneissl tetap menuai kritik di media sosial Twitter. Para warganet kembali mengungkit pernyataan kontroversial Kneissl perihal imigran dan niqab. Pemerintah konservatif-ultrakanan Austria diketahui telah melarang pemakaian cadar atau niqab dan mengambil posisi garis keras pada kebijakan migrasi serta suaka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement