Foto udara reruntuhan masjid di antara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)
Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)
Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)
Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)
Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)
Foto udara retuntuhan masjid di antara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi masih ada ratusan korban yang tertimbun runtuhan bangunan di Perumahan Balaroa, Palu. Pasalnya, Perumahan Balaroa mengalami fenomena tanah ambles pada saat gempa bumi terjadi.
“Diperkirakan ratusan korban masih tertimbun di Perumnas Balaroa,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulis pada Senin (1/10).
Sutopo menerangkan, sebanyak 1.477 rumah mengalami kerusakan parah diakibatkan guncangan gempa bumi berkekuatan 7,4 SR tersebut. Akibatnya, tidak sedikit rumah yang bahkan ambles dan terbelah akibat tanahnya yang rusak parah.
Menurut Sutopo, 1.477 rumah di Perumahan Balaroa rusak dan tertimbun lumpur. Lokasinya yang berada di jalur sesar Palu Karo sehingga ketika terjadi gempa kondisi tanah menjadi naik-turun.
sumber : Antara
Advertisement