REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Iran menyatakan pihaknya menembakkan peluru-peluru kendali pada Senin (1/10) terhadap para militan ISIS di Suriah yang dipersalahkan telah melancarkan serangan di wilayahnya pada 22 September. Teheran menyatakan aksi itu menunjukkan kesiapan mereka menghukum para musuh Iran.
Teheran telah menuduh negara-negara Arab Teluk dukungan Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap parade militer di bagian selatan Iran dan membunuh 25 orang. Hampir setengah korban tewas adalah para anggota Garda Revolusi, pasukan elit Iran.
Serangan-serangan pada Senin (1/10) membidik pangkalan-pangkalan 'teroris takfiri' yang didukung oleh Washington dan kekuatan-kekuatan regional di bagain timur Suriah, kata Garda itu dalam pernyataan di Sepah News. Dikatakan, sejumlah pemimpin militan dilumpuhkan dan pasokan serta prasarana mereka dihancurkan.
Para pejabat Iran sering menggunakan kata 'takfiri' untuk melukiskan mereka yang bergaris keras dan pengikut Sunni. Sebagian besar penduduk Iran menganut faham Syiah.
"Musnahlah keluarga Saud," "Musnalah Amerika," dan "Musnahlah Israel" tertulis di salah satu peluru kendali yang terlihat di laman berita Fars.
Serangan itu menyasar kantung terakhir wilayah di bagian tenggara Suriah yang dikuasai ISIS, kata seorang pejabat dalam aliansi regional dukungan Iran yang bertempur untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Wilayah yang diserang itu merupakan kawasan tempat Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan AS melancarkan ofensif baru bulan lalu terhadap ISIS. Koalisi dukungan AS membenarkan pasukan Iran telah melancarkan "serangan-serangan tanpa pemberitahuan semalam".